TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa waktu lalu beredar buku anak-anak yang di dalamnya menyinggung atau mengarah kepada seksualitas. Buku tersebut mendapat kritik keras dari berbagai kalangan, karena dianggap terlalu vulgar untuk dibaca anak-anak. Akhirnya, buku itu pun ditarik dari peredaran.
Sebenarnya sejak kapan anak sudadh bisa menerima pendidikan atau pengetahuan tentang seksualitas?
Psikolog Klinis Dewasa dari Universitas Indonesia Maharani Ardi Putri, mengatakan pendidikan seksualitas pada anak sebaiknya diberikan sedini mungkin. "Ketika anak sudah mulai dapat memahami kita," kata Maharani kepada Tempo, Rabu, 1/03.
Namun, kata Maharani, perlu diingat bahwa pemberian pendidikan seksual untuk anak harus sesuai dengan kebutuhan dan usianya. "Edukasi seksualitas itu, kan, mulai dari pemahaman soal tubuh, meliputi nama dan fungsi anggota tubuh diri sendiri," ujar Maharani.
Selain itu, pendidikan seksualitas juga terkait perbedaan tubuh antar jenis kalamin, cara menjaga tubuh, dan siapa yang boleh pegang dan tidak. "Bagian tubuh mana yang boleh dipegang atau tidak, sudah perlu diketahui anak-anak sejak kecil," kata dia.
Menurut Maharani, pendidikan seksualitas ini sebaiknya diberikan pertama kalj oleh orang tuanya. "Karena itu orangtua perlu memiliki pemahaman yang baik mengenai perkembangan tubuh dan seksualitas pada anak, remaja dan dewasa," ujar Maharani.
AFRILIA SURYANIS
Baca juga: Hati-hati, Penyakit Degeneratif Sudah Menyerang Lebih Dini