TEMPO.CO, Jakarta - Kekaguman Desi Anwar kepada Dalai Lama, ungkapan misteri ketika harus menembus sulitnya mewawancarai Richard Gere, termasuk the iron lady Margaret Thatcher, tertuang dalam buku barunya, Face and Places: A Traveler’s Note.
Bersama penerbit Gramedia Pustaka Utama, jurnalis TV senior sekaligus spesialis bidang media dan komunikasi ini berbagi pengalamannya saat bertemu dan mewawancarai sekitar 35 tokoh dan mendatangi 50 lokasi dalam data yang diulas di buku tersebut, Rabu siang, 1 Maret 2017.
Baca juga: Bisht, Jubah Raja Salman, Dijahit Tangan dengan Benang Emas
Hampir tiga dekade berkarier sebagai jurnalis, pengalaman itu pula yang membuat Desi menerbitkan Being Indonesian. Rajin menulis blog pribadi hingga mengisi berbagai kolom di media, seperti The Observer pada 1997-2007 dan The Jakarta Globe, menunjukkan keterlibatan Desi dalam dunia jurnalistik begitu mendalam. Banyak mengulas topik jelang kelahiran era reformasi, analisis Desi ini tetap bisa menjadi sumber informasi bagi mereka yang ingin menelaah tentang kekuasaan hingga keyakinan.
“Sebuah catatan perjalanan yang ingin saya bagikan kepada mereka yang mau mengenal dunia jurnalistik dan semoga membuat pembaca bisa merenungi tentang arti menjadi Indonesia,” ucapnya.
Dia menambahkan, tulisan-tulisan dalam Faces & Places merupakan kesan dan kekaguman serta sketsa verbal yang dia tangkap saat berusaha memahami serta terhubung dengan lingkungan baru dan pribadi-pribadi yang ditemui.
“Sedangkan Being Indonesian (adalah) potongan-potongan pengamatan pribadi yang mencerminkan transisi demokrasi Indonesia yang kerap kompleks juga dinamika sosialnya yang penuh warna selama satu dekade terakhir, dengan fokus utama pada isu-isu yang melingkupi kaum urban Indonesia oleh seseorang yang dibesarkan di Barat dan menulis untuk pembaca berbahasa Inggris,” ucapnya.
SUSANDIJANI
Baca juga:
VlogJokowi Pun masuk di Instagramnya Sang Pangeran Arabn
Salahkah Curhat di Media Sosial? Ini Jawab Ahlinya