TEMPO.CO, Tulungagung - Sikap masyarakat kerap menganggap enteng serangan jantung sebagai masuk angin ataupun maag menjadi pemicu tingginya risiko kematian penyakit ini. Rata-rata pasien dirujuk ke rumah sakit dalam kondisi kritis karena lambannya respon keluarga. “Waktu antara terjadinya serangan dengan kematian hanya 30 menit,” kata dr. Sunarya Soerinata, Sp.JP, Ketua Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) saat mengikuti workshop nasional penanganan penyakit jantung di RSUD Dr Iskak Tulungagung, Sabtu 25 Maret 2017.
Baca juga : Mau Menaksir Kesehatan Seseorang? Lihat Saja Matanya
Dia menjelaskan serangan jantung yang terjadi selama ini kerap terkamuflase dengan masuk angin atau angin duduk, kurang tidur, dan sakit perut. Gejala klinis ini memang sulit dibedakan dengan serangan jantung sehingga memicu keterlambatan penanganan dokter. Karena itu Sunarya menghimbau kepada masyarakat untuk tak segan memeriksakan diri ke rumah sakit jika mengalami gejala seperti itu.
Hal senada disampaikan Direktur RSUD Dr Iskak Tulungagung Dr. Supiyanto Sp.B. Dia menyarankan agar segera dilakukan pijat jantung jika mengalami keluhan pada dada dan perut atas. Pijat jantung bisa dilakukan dengan meletakkan telapak tangan kiri di bagian bawah dada di atas perut bagian ulu hati. Tempatkan tumit tangan kanan diatas tumit tangan kiri, dan diikuti dengan memberikan tekanan pada dada secara tiba-tiba, kemudian melepaskan kembali.
Cara itu masih dianggap paling efektif untuk merangsang kembali denyut jantung selama menunggu penanganan dokter. “Anggap semua keluhan dada dan perut atas sebagai serangan jantung, hingga dilakukan pemeriksaan oleh dokter,” pesan Supriyanto. (Baca :70 Persen Pasien Kanker Paru Stadium Lanjut, Ini Sebabnya)
Bagi masyarakat Tulungagung dan sekitarnya, RSUD Dr Iskak telah memiliki layanan penanganan serangan jantung yang mutakhir. Program Public Safety Centre (PSC) yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Tulungagung telah mampu menekan angka kematian serangan jantung hingga 50 persen. Melalui anggaran daerah, pemerintah telah melakukan pengadaan 40 unit ambulan yang dilengkapi peralatan penanganan jantung. Kendaraan ini beroperasi selama 24 jam untuk menjangkau 1,4 juta masyarakat Tulungagung di berbagai pelosok. “Kami ingin menekan angka kematian akibat jantung di Tulungagung,” kata Bupati Tulungagung Syahri Mulyo. (Baca :Tak Hanya Rokok, Ini Penyebab Lain Kanker Paru)
Tingginya risiko penyakit jantung ini pula yang membuat Syahri Mulyo memberi dukungan penuh kepada RSUD Dr Iskak untuk melengkapi fasilitas penanganan jantung. Ke depan, fasilitas ini akan mengarah pada pelayanan cepat ibu hamil untuk menekan resiko kematian ibu dan anak.
HARI TRI WASONO