Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Para Artis Ini, Menggunakan Narkoba Karena Tekanan Pekerjaan?

Editor

Susandijani

image-gnews
Penyanyi Ridho Rhoma berfoto selfie dengan latar belakang foto ayahnya, raja dangdut Rhoma Irama saat berkunjung ke kantor TEMPO di Jakarta, 7 Maret 2017. Kunjungan putra raja dangdut Rhoma Irama ke kantor Tempo sekaligus memperkenalkan single terbarunya yang berjudul
Penyanyi Ridho Rhoma berfoto selfie dengan latar belakang foto ayahnya, raja dangdut Rhoma Irama saat berkunjung ke kantor TEMPO di Jakarta, 7 Maret 2017. Kunjungan putra raja dangdut Rhoma Irama ke kantor Tempo sekaligus memperkenalkan single terbarunya yang berjudul "Mengapa". TEMPO/Subekti
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Ridho Rhoma ditangkap karena kasus narkoba pada Sabtu, 25 Maret 2017. Ini menguatkan dugaan bahwa industri hiburan Indonesia belum bebas dari jeratan barang haram itu. 

Alasan tekanan pekerjaan, seperti pernah diakui Ridho dan penyanyi lain, semisal Andika The Titans dan Sammy Simorangkir menjadi faktor pemicu mereka mengonsumsi barang haram itu. Hal ini juga diakui mantan Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional, Brigadir Jenderal Polisi Drs Siswandi. 

Baca juga :Mau Menaksir Kesehatan Seseorang? Lihat Saja Matanya

"Untuk kasus artis, mereka ini umumnya bisa keletihan, kurang percaya diri, sebenarnya hanya alasan," tutur dia di kawasan Petamburan, Jakarta, Senin.

"Yang jelas dia sudah mengeluarkan biaya besar (untuk membeli narkoba). Sekarang satu gram sudah Rp1,8 juta. Kalau 0,7 gram khan bisa Rp 1,2 juta," sambung pria yang kini terlibat dalam Gerakan Generasi Peduli Anti Narkoba itu. Itu gambaran harga sabu-sabu yang kelasnya lebih tinggi ketimbang kokain atau crack. 

Komedian Tessy atau Kabul Basuki pun mengakui hal serupa. Pria yang pernah terjerat pemakaian sabu-sabu (crystal metamphetamina atau met alias ekstasi) pada 2014 lalu itu mengatakan sepi tawaran kerja membuatnya frustasi.

"Saya benar-benar drop dengan kerjaan. Yang jelas saya dicekal salah satu instansi. Saya tidak boleh tampil di televisi. Karena itu selama empat tahun, saya tidak ada pekerjaan," tutur Tessy, dalam kesempatan berbeda. (Baca :70 Persen Pasien Kanker Paru Stadium Lanjut, Ini Sebabnya)

Scroll Untuk Melanjutkan

Di luar itu, menurut Kepala Bagian Psikologi Polda Metro Jaya, AKBP Hary Prasetya, masih ada beragam alasan yang kerap melingkupi keputusan seseorang mengkonsumsi narkoba.

"Permasalahan narkoba sangat kompleks, tidak hanya menyoal faktor tekanan pekerjaan, kesadaran diri soal bahaya narkoba ataupun lingkungan semata," ujar dia, dalam kesempatan berbeda.

"Dalam dunia psikologi ada istilah individual differences, dimana masing-masing indvidu mempunyai pemicu yang berbeda ketika mengonsumsi narkoba. Ada faktor coba-coba, faktor sosial, rekreasional, keingnan lepas dari masalah serta faktor lainnya," sambung Prasetya.

Kemudian, menyoal jenis narkoba yang umum dikonsumsi kalangan selebriti, Siswandi menilai tergantung kebutuhan yang bersangkutan, bisa sabu-sabu, ekstasi, tembakau gorilla ataupun lainnya. (Baca :Sukses Tanpa Kerja Keras, Begini Rahasianya)

"Ada yang ganjasabu-sabu. Kalau dia mau syuting siang, enggak mungkin pakai ekstasi. Kayak Ridho kemarin, perjalanan mau syuting," kata dia.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

13 jam lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.


Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

19 jam lalu

Ilustrasi penjahat narkoba. TEMPO/Iqbal Lubis
Polisi Tangkap Residivis Pengedar Narkoba Senilai Rp 10 Miliar di Bekasi

Polres Metro Bekasi Kota menyita 10 kilogram narkoba jenis sabu senilai Rp 10 Miliar saat menangkap MH, residivis dalam kasus sama pada 2022


Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

1 hari lalu

Corporate Communication Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantono, memberikan keterangan terkait pelaporan perundungan yang dilakukan terhadap Pilot Loin Air, di Kantor Pusat Lion Air, Jakarta. 30 Agustus 2018. TEMPO/Chitra Paramaesti.
Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.


Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

1 hari lalu

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Umum (Bareskrim) Komisaris Besar Arie Ardian (dua dari kanan) menunjukkan barang bukti dari penangkapan 24 kilogram sabu dan ekstasi sebanyak 1.840 di Gedung Mabes Polri, Kamis, 18 April 2024. Pengungkapan dua kasus peredaran narkotika itu dilakukan sejak 22 Maret 2024 dan 4 April lalu. TEMPO/Ihsan Reliubun
Bareskrim Ungkap Peredaran Narkoba Melalui Jalur Udara, 2 Petugas Lion Air Terlibat

Bareskrim Polri menangkap jaringan pengedar narkoba yang melintas melewati jalur udara.


Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

1 hari lalu

Barang bukti dihadirkan dalam Konferensi Pers Pengungkapan Satgas Penanggulangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Bareskrim Polri & Polda Jajaran Operasi Escobar 2024 di Gedung Bareskrim Polri Jakarta, 13 Maret 2024. Di antaranya, sabu 2,8 ton, ekstasi 1.030.559 butir, ganja 1,6 ton, kokain 8,64 Kg, tembakau gorilla 127,2 Kg, etamine 24,8 Kg dan obat keras sebanyak 4.875.406 butir. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba Lewat Undercover Buy di Bekasi, Sita 3 Kardus Sabu

Polres Metro Bekasi Kota menangkap pelaku peredaran narkoba berinisial MH yang kerap bertransaksi di Jalan Raya Caman, Pondok Gede, Kota Belasi.


Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

1 hari lalu

Direktur Tindak Pidana Narkoba Brigjen Pol. Mukti Juharsa. (ANTARA/Laily Rahmawaty
Bareskrim Tangkap Dua Pegawai Maskapai Swasta, Diduga Selundupkan Narkoba ke Kabin Pesawat

Dua pegawai maskapai swasta yang diduga sebagai kurir narkoba itu ditangkap saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta.


Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

8 hari lalu

Ratusan pemuda ditangkap polisi dalam konvoi malam takbiran di Jalan Kyai Tapa, Tomang, Jakarta Barat, 10 April 2024. ANTARA/HO-Polres Jakbar
Polisi Sebut 6 Pemuda Konvoi Saat Malam Takbiran di Tomang Positif Narkoba

Polisi mendapati enam pemuda yang konvoi saat malam takbiran di kawasan Jakarta Barat positif mengonsumsi narkoba.


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

9 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

10 hari lalu

Penampakan rumah yang dijadikan pabrik ekstasi di Perumahan Taman Sunter Agung B6, Tanjung Priok, Jakarta Utara, 8 April 2024. Polisi menggerebek pabrik ekstasi yang masuk jaringan narkoba internasional Fredy Pratama. TEMPO/Han Revanda Putra.
Kesaksian Tetangga, Tersangka Pabrik Ekstasi Jaringan Fredy Pratama Huni Rumah Berdalih untuk Orang Sakit

Tetangga rumah yang dijadikan markas pabrik ekstasi jaringan Fredy Pratama menceritakan kesaksiannya tentang rumah bernomor B6 itu.


Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

10 hari lalu

Polisi mengamankan pelajar yang melakukan konvoi buka di jalanan, Jakarta, Jumat (5/4/2024). ANTARA/HO-Polsek Metro Tamansari
Polisi Ciduk 71 Remaja yang Konvoi di Jakarta Barat, 5 Positif Narkoba

Polres Metro Jakarta Barat akan memanggil sekolah maupun orang tua dari remaja yang kedapatan konvoi motor membawa petasan dan kembang api.