TEMPO.CO, Jakarta -Syaraf terjepit bisa dialami siapa saja. Tidak terbatas usia, bahkan jenis kelamin. Mereka yang masih berada dalam usia produktif pun bisa saja terkena gangguan penyakit yang tidak mematikan, namun cukup membuat kemampuan beraktivitas menurun.(Baca:Netizen Kritik Nagita Slavina Lebih Peduli Lingerie daripada Anak)
Dokter spesialis ortopedi di RSPI Puri, Muki Partono, mengungkap, bahwa penyebab timbulnya gangguan penyakit syaraf terjepit lebih banyak disebabkan gerakan tubuh yang salah dan tiba-tiba. "Gerakan membungkuk tiba-tiba dan dengan tarikan beban paling banyak menyebabkan syaraf terjepit," bilang dokter Muki Partono.
Misalnya, gerakan mengambil benda yang terjatuh di kolong setir mobil atau kolong meja kerja. Gerakan membungkuk lalu mengangkat sesuatu yang berat pun bisa menjadi penyebab. Misal, mengangkat kotak kardus berat atau tumpukan buku di lantai.(Baca:Trik Bugar Meski Flu dan Pilek Menyerang)
Namun, menghindari melakukan gerakan yang sangat sering kita temukan dalam keseharian cukup sulit dilakukan. Faktor kebiasaan dan menganggap sepele akibatnya menjadi penyebab.
"Langkah paling baik yang bisa dilakukan, adalah untuk tidak terburu-buru melakukan gerakan tiba-tiba semacam itu. Kita bisa fokus dulu melihat keadaan, lalu berlutut atau berjongkok untuk melakukan apa yang kita butuhkan," terang dokter Muki Partono.
Baca Juga:
TABLOIDBINTANG.COM
Baca Juga:
Vitamin C Tingkatkan Risiko Batu Ginjal pada Pria?
Kesuksesan Inul Berkat Peran Suami, Simak Analisis Pakar