TEMPO.CO, Jakarta -Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Profesor Budi Setiabudiawan, mengatakan alergi adalah respon sistem imun yang tidak normal. "Jadi, kenalilah bahan yang sebenarnya tidak berbahaya bagi orang lain, seperti contohnya udang," kata Budi dalam konferensi pers 'Bunda Tanggap Alergi dengan 3K' di Jakarta, Rabu, 5 April 2017.
Baca:Anak Alergi Susu Sapi Rentan Alami Stres dan Cemas Berlebih
Menurut Budi, faktor pemicu alergi atau alergen dibagi menjadi dua, yakni hirupan dan makanan. "Alergen ini merupakan pencetus alergi. Pencetus alergi dapat berupa makanan dan sesuatu yang terhirup," ujarnya.
Budi menjelaskan, makanan yang memicu terjadinya alergi adalah telur, susu sapi, kacang kedelai, kacang tanah, kacang pohon, makanan laut, gandum, dan ikan. "Tapi, paling banyak alergi telur, susu sapi, kemudian makan laut atau seafood," ujar Budi.
Adapun hirupan yang membuat alergi adalah tungau debu rumah, serbuk sari tanaman, kecoak, serpihan kulit binatang, dan jamur kapang. "Tungau paling sering terjadi, karena kita tidak bisa melihatnya dengan jelas".
Menurut Budi, sumber tungau ada di karpet, sofa, boneka berbulu, dan buku-buku atau koran. "Makanya jangan meletakan buku-buku atau koran di tempat terbuka, karena anak bisa menghirup tungau karena biasanya kan, berdebu," ujar Budi.
AFRILIA SURYANIS
Baca Juga:
1 dari 10 Kehamilan Terpapar Zika, Beresiko Sebabkan Bayi Cacat
Singkirkan Kantuk Siang Hari dengan Lampu Warna Biru