TEMPO.CO, Jakarta -Kebaya merupakan pakaian nasional yang dikenakan di berbagai daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki identitas kebaya tersendiri sesuai kultur setempat. Kebaya yang diwariskan secara turun-temurun mampu bertahan pada lintas generasi dan lintas daerah. Bermula dari sebatas pakaian tradisional, kebaya konsisten dilestarikan dan dikembangkan sehingga bermetamorfosa mengikuti perubahan zaman yang tidak luput dari pengaruh trend.
Baca: Barli Asmara Hadirkan Inovasi Kain Negeriku Jambi
Baca Juga:
Dalam sejarhnya, kebaya begitu lekat dengan sosok Kartini, tokoh emansipasi wanita Indonesia. Peringatan Hari Kartini pada tanggal 21 April pun identik dengan pemakaian kebaya sebagai simbolisasi perjuangan Kartini terhadap isu emansipasi wanita.
Nah, demi menyambut peringatan Hari Kartini, Wignyo Rahadi, pengurus Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bidang Daya Saing Produk dan pengurus Indonesian Fashion Chamber (IFC) sebagai National Vice Chairman IFC bidang Institution Relations menyelenggarakan acara bertema “Wanita Kreatif dan Mandiri”.
Acara ini dikemas melalui talk show dan peragaan busana yang berlangsung Alun Alun Indonesia bekerjasama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di restoran Palalada, Alun Alun Indonesia, Grand Indonesia, Jakarta Pusat pada Jumat, 21 April 2017.
Hari itu, Wignyo Rahardi bersama sejumlah perancang yang tergabung di Indonesian Fashion Chamber (IFC) menjadi narasumber talk show sekaligus perancang dalam peragaan busana.
Pada acara peragaan busana kali ini, Wignyo menghadirkan kreasi Tenun Gaya. Label Tenun Gaya merupakan label milik Wignyo yang sudah berdiri sejak 17 tahun.
Pria berambut pendek ini memang konsisten menekuni kain tenun khususnya sutra Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Koleksi kali ini dengan mengangkat inspirasi dari beragam motif wastra Nusantara maupun corak kultural daerah sehingga tetap memiliki daya pakai tinggi di era modern saat ini.
Berawal dari produk berupa kain dan selendang, kemudian Wignyo mengembangkan dengan ready to wear atau busana siap pakai melalui kebaya.
Nama Wignyo yang dikenal sebagai spesialis tenun sutra ATBM yang membuatnya mengaplikasikan material tersebut ke dalam rancangan kebaya.
"Saya mengamati di tengah dominasi kebaya bergaya kontemporer serta bernuasa glamor dengan ornamen yang berkilau seperti payet dan beads yang tengah menjadi trend, maka saya justru melawan arus. Yaitu dengan menawarkan kebaya yang simpel dan modern sesuai kebutuhan kaum wanita muda yang aktif dan dinamis." kata dia.
Wignyo juga memakai bahan tenun ATBM yang digunakan untuk kebaya Tenun Gaya yang memiliki nilai tersendiri.
"Ya, mengingat proses pengerjaan tangan yang panjang dan cukup rumit. Jadi, saya menghindari ornamen berlebihan yang dapat menutupi keindahan tekstur dan motif bahan tenun ATBM,” ungkap owner dan desainer brand Tenun Gaya.
Dan menyesuaikan tema yang diangkat di acara ini, Wignyo menghadirkan koleksi kebaya yang mengadopsi desain klasik yang menjadi karakter rancangannya, namun tak luput disematkan ornamen yang simpel dan terkesan modern, seperti aksen bordir, sulam, lipit, maupun anyaman buatan tangan. Koleksi kebaya yang terbuat dari bahan tenun ATBM.
Wignyo juga menghadirkan pilihan warna pastel yang lembut dipadankan dengan kain tenun ATBM motif songket hasil pengembangan maupun kain tenun ATBM dengan detail yang menjadi signature Tenun Gaya, yaitu benang putus, anyaman benang putus, dan salur bintik.
“Koleksi kebaya yang memadukan siluet klasik dengan desain serta ornamen modern ini untuk menjawab kebutuhan wanita muda yang kreatif dan mandiri," ujar dia.
Dan Wignyo seolah inin menegaskan esensi tentang emansipasi wanita yang diperjuangkan Kartini telah memberikan kebebasan bagi kaum wanita untuk beraktivitas dan bekerja di luar rumah.
"Dan saya menyesuaikan dengan kebaya yang saya buat didasari pertimbangan tidak membatasi gerak wanita yang dinamis, bahkan dapat menunjang aktivitasnya sehari-hari/"
Demi karyanya ini, Wignyo yang juga mendukung pemberdayaan wanita Indonesia, hususnya di lingkungan sekitar workshop Tenun Gaya di Sukabumi, Jawa Barat.
"Sejak saya merintis usaha ini di wilayah Sukabumi saya memberikan pelatihan ketrampilan menenun dengan harapa kepada para wanitanya menjadi wanita mandiri yang dapat menunjang roda perekonomian keluarga. Hal ini sesuai dengan spirit yang dilakukan Kartini," ujar dia.
HADRIANI P.
Berita Terkait:
Acha Septriasa Kagumi Perjuangan Roekmini, Adik Kartini
IPMI Trend Show 2017 Resmi Dimulai Hari Ini
Koleksi Busana Muslim Urban Modern ala L Tru, Simak Gayanya!