TEMPO.CO, Jakarta - Sexting atau sex dan chating merupakan aktivitas seksual yang dilakukan melalui obrolan di telepon genggam, laptop, dan perangkat gadget lainnya, dengan mengirim atau mengunggah hal-hal erotis kepada orang lain. Tak hanya berupa pesan pendek, tapi juga foto atau bahkan video sensual.
Walaupun diyakini mampu mempererat hubungan percintaan, sexting bukan kegiatan yang aman dilakukan. Apalagi jika sampai mengirimkan foto telanjang, tidak menutup kemungkinan jika orang lain yang menerimanya dapat menyalahgunakan foto tersebut.
Baca: 5 Bahaya Berhubungan Intim di Kolam Renang
Di beberapa negara seperti Arab Saudi, Korea Utara dan Pakistan sexting dianggap sebagai bentuk kejahatan. Mengirim atau menerima konten seksual dapat dikenakan hukuman. Sangat bijak jika Anda dapat membentengi diri dan anak Anda dari aktivitas sexting.
Berikut beberapa fakta di balik sexting yang wajib Anda ketahui:
Fakta 1
Kebanyakan dari kita mungkin berpikir jika laki-laki yang melakukan sexting, namun nyatanya tidak demikian. Dalam sebuah penelitian, 60 persen perempuan mengaku secara gamblang melakukan sexting dengan pasangan. Bahkan, di beberapa negara, presentase perempuan yang melakukan sexting jauh lebih besar dibanding laki-laki.
Fakta 2
Kebanyakan perempuan melakukan sexting saat remaja. 40 persen dari mereka mengaku melakukan hal tersebut untuk memacu adrenalin, 35 persen lagi mengaku mereka melakukan sexting karena merasa bangga dengan kemolekan tubuhnya. Adapun 12 persen sisanya mengaku melakukan sexting karena dorongan dari teman-teman sepermainannya. Setelah dewasa, barulah mereka sadar dan memutuskan untuk berhenti melalukan sexting.
Fakta 3
Mengirimkan foto setengah telanjang dan telanjang merupakan bentuk kejahatan yang dapat dikenai hukuman. Terutama bagi mereka yang berusia di bawah 18 tahun, mengirim atau menerima konten-konten seksual melalui ponselnya dapat dikenai hukuman penjara, seperti di Arab Saudi. Sayangnya, di Indonesia belum diberlakukan hukuman tersebut.
Fakta 4
Kebanyakan laki-laki berpikir bahwa seorang perempuan yang mengirim pesan, perempuan tersebut sudah pasti tertarik dengan dirinya. Hal tersebut ternyata salah besar. Jika seorang perempuan mengirimkan pesan, hal tersebut berarti dirinya ingin berkomunikasi, tidak lebih. Berlaku juga bagi perempuan yang mengirim pesan terlebih dahulu. Bukan berarti tertarik, perempuan tersebut hanya ingin berkomunikasi. Akan jauh lebih baik jika komunikasi yang dibangun tidak dihias dengan pesan berbau seksual, foto atau bahkan video erotis. Jalinlah komunikasi yang sehat.
Fakta 5
Lebih dari 40 persen laki-laki cenderung mengirimkan pesan cabul kepada pasangan, sementara sekitar 35 persen perempuan memilih untuk mengirim foto atau video.
BOLDSKY | ESKANISA RAMADIANI