TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Female Sexual Medicine Centre di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat, Dr. Jennifer Berman, mengatakan orgasme membantu meningkatkan sirkulasi darah terutama menuju daerah intim. Lancarnya peredaran darah dalam tubuh terutama menuju area genital akan membuat jaringan di sekitarnya terjaga kesehatannya.
Namun bukan cuma itu saja manfaat orgasme. Jennifer Berman juga memaparkan beberapa manfaat orgasme untuk kesehatan. Berikut beberapa di antaranya:
Baca Juga:
Olahraga (kardio)
Sebagian orang menganggap saat melakukan hubungan intim sama seperti berolahraga. Tidak ada yang salah dengan anggapan tersebut. Menurut Dr. Berman, melakukan hubungan intim rutin sama seperti melakukan kardio. “Denyut jantung akan mengalami peningkatan, begitu pula dengan tekanan darah dan saluran pernapasan.” ujar Dr. Berman.
Sama seperti saat melakukan kardio, selama melakukan hubungan intim, tubuh melepaskan senyawa endorphins. Kini, Anda sudah mengetahui cara unik untuk berolahraga dengan pasangan, bukan?
Melepas stres
Padatnya aktivitas harian kerap memaksa kita untuk dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu. Itu sebabnya, mengapa kita mudah sekali terserang stres. Waktu yang singkat , namun banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan.
Melakukan hubungan intim di tengah padatnya aktivitas harian tidak hanya dapat mengembalikan kembali semangat yang sempat hilang namun juga memberikan istirahat sejenak pada pikiran. “Saat kita merasa stres, kita tidak dapat menikmati momen. Hubungan intim akan membantu kita untuk kembali fokus pada hal-hal yang harus diselesaikan.” jelas Berman.
Kulit lebih bercahaya
Bukan mengada-ada. Hal tersebut memang benar adanya. Rutin melakukan hubungan intim dengan pasangan membuat kulit lebih bercahaya. "Hormon DHEA atau dehydroepiandrosterone menunjukkan peningkatan cukup signifikan selama hubungan intim berlangsung. Itu sebabnya kulit Anda terlihat lebih bercahaya," kata Berman.
Meningkatkan kepercayaan dan kecerdasan seseorang
Saat seseorang mengetahui cara kerja tubuhnya, sekaligus mengetahui cara menyenangkan dirinya sendiri, terlepas dari sudah punya pasangan atau belum, maka orang tersebut dapat mengambil keputusan dalam sebuah hubungan. Pendapat ini disampaikan Logan Levkoff, Ph. D. pakar seksologi dan pengajar bersertifikat dari New York University. “Orang tersebut tentu tidak membutuhkan orang lain untuk melegitimasikan kebutuhan seksualnya, seperti orgasme.”
HUFFINGTON POST UK | ESKANISA RAMADIANI