TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri punggung kini dapat diterapi lewat pijat pada bagian prostat. Demikian yang diklaim Aneros, pusat pijat prostat, belum lama ini.
Aneros dikabarkan peraih penghargaan di bidang ini. Dalam sebuah surat elektronik kepada publik, mereka menyatakan pijatan yang dilakukannya tersebut telah dipatenkan secara medis sebagai cara alternatif yang berpotensi meringankan nyeri punggung. Mungkin terdengar ganjil.
Prostat adalah kelenjar kecil di panggul pria yang merupakan bagian dari sistem reproduksi. Sederhananya, prostat merupakan organ berbentuk mirip kacang kenari yang ada diantara penis dan anus. Bagian ini mengeluarkan cairan saat terjadi ejakulasi sekaligus mendorong ejakulasi. Hal tersebut diketahui dapat berdampak pada punggung.
Saat terjadi peradangan (inflamasi) pada prostat, otot-otot disekitarnya terasa seperti dipuntir. Ini menyebabkan nyeri pada selangkangan dan berakhir pada ejakulasi yang terasa menyakitkan atau sulit buang air kecil.
Duduk terlalu lama dan gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan peradangan (inflamasi) pada prostat. Spesialis urologi setuju jika inflamasi disebabkan karena adanya infeksi, biasanya dipicu oleh sakit pada bagian tubuh lain. Bisa juga karena cedera pada prostat. Penyakit tersebut dikenal dengan nama prostatitis. Tidak semua laki-laki mengalaminya, namun dalam beberapa kasus bisa kronis. Prostatitis inilah yang menyebabkan nyeri pada punggung.
Dr. Jesse Mills, seorang ahli yang bekerja cukup lama dalam membedah segala macam mengenai prostat menjelaskan nyeri punggung juga dapat disebabkan karena masalah pada ginjal, hernia, kanker tulang atau kejang otot, yang tidak berhubungan dengan prostat.
“Pijat prostat digunakan sebagai langkah untuk mengobati prostatitis di awal abad 20. Pada dasarnya pijat prostat bertujuan untuk memperlancar sekresi dalam prostat, pijatan tersebut dapat menghilangkan tekanan-tekanan yang menyebabkan sekresi tidak lancar,” jelas Mills.
Forus prostatitis hingga saat ini masih mengkategorikan pijat prostat sebagai pengobatan alternatif. Mills menjelaskan beberapa spesialis prostatitis tetap merekomendasikan pijat prostat untuk kasus kronis atau situasi lain dimana penyebab infeksi utamanya tidak dapat disembuhkan dengan obat-obatan (antibiotik).
Manajer produksi Aneros, Forrest Andrews mengungkapkan, pada 1995 lalu, seorang dokter asal Jepang yang hingga saat ini masih aktif membuka usaha pijat prostat menghampiri penemu Aneros, Jiro Takashima. Keduanya setuju membangun tempat pijat untuk para pasien yang tidak terlalu peduli apakah tempat pijat tersebut sesuai dengan aturan-aturan yang dikemukakan oleh spesialis urologi.
Setelah mendapat pasien di tahun 1998, Aneros mulai menjual jasa pijatnya, tentu saja tanpa melewati uji FDA, di bawah merek produksi obat alternatif, High Island Health. Selang beberapa tahun kemudian, berdasarkan pendapat acak dari para pelanggang mengenai orgasme intens, Aneros mulai menjual mainan seks.
“Pijatan pada bagian prostat berpotensi merelaksasi otot-otot panggul yang rawan mengalami kejang. Jika efek terapi non-farmakologi minim, kemungkinan dapat menjadi cara alternatif yang lebih tradisional dari praktik dokter,” jelas Mills.
MEN’S JOURNAL | ESKANISA RAMADIANI