TEMPO.CO, Jakarta - Shigeaki Hinohara, dokter asal Jepang yang menghabiskan hidupnya untuk mempelajari rahasia umur panjang menyarankan untuk berhenti bekerja atau pensiun setelah usia 69 tahun. Hihoraha yang menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 105 tahun merupakan dokter, pimpinan St. Luke’s International University sekaligus rektor kehormatan St. Luke’s International Hospital.
Hinohara merekomendasikan beberapa pedoman dasar agar panjang umur dan sehat dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Japan Times, Judit Kawaguchi. Salah satu diantaranya adalah jangan pensiun. Jika memang harus pensiun, lakukan di usia lebih dari 69 tahun.
Dalam kesempatan wawancaranya dengan Japan Times, Dr. Hinohara menjelaskan bahwa dahulu usia pensiun di Jepang ditentukan di umur 65 tahun. Padahal rata-rata usia orang (ekspektasi) hanya mencapai 68 tahun. Saat ini, banyak orang yang ternyata panjang umur – rata-rata ekspektasi umur di Jepang pada 2015 lalu adalah 84 tahun – sehingga mereka harus pensiun lebih dari 69 tahun.
Hingga beberapa bulan sebelum ajal menjemputnya pada 18 Juli 2017 lalu di Tokyo, The New York Times melaporkan, Hinohara melanjutkan profesinya sebagai dokter, mengobati pasien, membuat jadwal pertemuan lima tahun yang akan datang dan bekerja hingga 18 jam per hari. Saat itu usianya 105 tahun.
“Dia percaya bahwa hidup sejatinya merupakan sebuah kontribusi, sehingga ia memiliki semangat tinggi untuk membantu banyak orang, bangun di pagi hari dan melakukan banyak hal untuk orang lain. Hal tersebut yang membuatnya panjang umur,” ujar Kawaguchi.
Baca Juga:
Kepada BBC, Kawaguchi menambahkan bahwa Hinohara layaknya guru bagi dirinya, “Dia selalu membuat rencana hari ini, besok bahkan lima tahun yang akan datang," katanya.
Adapun pedoman dasar hidup agar panjang umur menurut Shigeaki Hinohara antara lain:
1. Jangan khawatir dengan waktu tidur, makan, dan bersenang-senang
Kita semua ingat saat kecil dahulu, saat kita bersenang-senang, kita lupa untuk makan bahkan tidur. Hal tersebut ternyata berlanjut hingga dewasa. "Cara terbaik adalah membiarkan tubuh melakukan apa yang ingin dilakukan, tidak perlu banyak aturan mengenai waktu tidur atau makan,” ujar Hinohara.
2. Ingin panjang umur? Jaga berat badan
Untuk sarapan, Hinohara memilih kopi, segelas susu dan beberapa gelas jus jeruk dengan tambahan minyak zaitun. Minyak zaitun sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit dan pembuluh darah. Makan siang, susu dan beberapa biskuit, atau bahkan tidak sama sekali saat tidak ada waktu. "Rasanya, saya tidak pernah merasa lapar karena terlalu fokus bekerja. Makan malam merupakan waktunya sayur, ikan dan nasi, dua kali seminggu, 100 gram daging,” kata Hinohara.
3. Jangan mudah percaya dengan kata-kata dokter
Hinohara mengatakan, saat seorang dokter merekomendasikan Anda untuk melakukan tes atau operasi, tanya apakah dokter tersebut akan merekomendasikan hal yang sama untuk pasangan atau anaknya. Dokter, kata Hinohara, tidak dapat menyembuhkan semua orang. "Mengapa harus merasakan sakit dengan mengikuti rekomendasi untuk operasi? Saya pikir musik dan terapi dengan bantuan binatang lebih membantu ketimbang operasi,” ujar Hinohara.
4. Untuk melupakan rasa sakit, bersenang-senanglah
Sakit merupakan misteri. Cara terbaik untuk melupakannya adalah dengan bersenang-senang. Jika seorang anak mengalami sakit gigi, mereka cenderung menyibukkan dirinya dengan bermain hingga akhirnya lupa akan rasa sakitnya. "St. Luke’s memiliki kelas musik, terapi dengan bantuan binatang dan seni. Memang sudah seharusnya untuk rumah sakit menyediakan kebutuhan dasar pasien: bersenang-senang,” tutur Hinohara.
5. Tangga
“Saya selalu naik tangga, saya membiarkan otot-otot bekerja sebagaimana mestinya,” ujar Hinohara.
INDEPENDENT UK | ESKANISA RAMADIANI