TEMPO Interaktif, New York -Anak-anak yang ayahnya merokok ternyata mempunyai risiko 15 persen lebih tinggi terkena leukimia. Demikan hasil penelitian terbaru di Australia.
Para peneliti yang dipimpin oleh Dr. Elizabeth Milne dari Telethon Institute for Child Health Research Australia melakukan survei terhadap keluarga dari hampir 400 anak yang mengidap acute lymphoblastic leukemia (ALL).
Meski demikian, ALL adalah kanker anak-anak yang paling umum, dan masih sangat jarang – menyerang tiga sampai lima anak setiap 100 ribu anak, menurut National Cancer Institute, lebih dari seribu anak meninggal karena penyakit ini setiap tahun.
Survei ini menanyakan mengenai kebiasaan merokok para orang tua. Milne dan rekan-rekannya membandingkan keluarga tersebut dengan keluarga lain dengan jumlah anak hampir 800 orang, dalam usia yang sama, tetapi tidak mengalami leukimia.
Para peneliti menemukan bahwa ibu yang merokok tidak berpengaruh pada risiko berkembangnya kanker pada anak. Namun anak-anak yang ayahnya merokok terus-menerus selama kehamilan, mempunyai 15 persen risiko lebih tinggi untuk terkena leukimia. Anak-anak yang ayahnya merokok 20 batang per hari saat kehamilan, mempunyai peluang 44 persen lebih tinggi terdiagnosis kanker.
Kenaikan risiko terkena ALL sebesar 15 persen akan meningkatkan jumlah kasus dari enam kasus per 200 ribu anak menjadi tujuh kasus per 200 ribu anak. Pada sembilan laporan sebelumnya yang digunakan oleh para peneliti untuk membandingkannya dengan studi terbaru, enam dari mereka mengalami kenaikan risiko.
Temuan itu dinyatakan masuk akal sebab asap rokok memang penuh dengan toksin termasuk karsinogen. “Sperma yang terdiri dari DNA yang rusak bisa mencapai dan menyuburkan ovum, yang bisa menyebabkan penyakit pada anak,” tulis Milne kepada kantor berita Reuters yang mengutipnya pada edisi 14 Desember 2011.
Meski demikian, penelitian ini tidak menunjukkan bahwa DNA yang rusak dalam sperma yang disebabkan oleh merokok bertanggung jawab atas kenaikan risiko terkena kanker pada anak. “Penyebab dari ALL adalah berbagai faktor dan temuan kami berkaitan dengan salah satu kemungkinan yang berkontribusi pada faktor tersebut,” ungkap Milne. Ia menambahkan bahwa hasil temuannya itu tidak dimaksudkan untuk membuat para orang tua merasa bersalah.
Faktor lingkungan yang lain juga mempunyai pengaruh terhadap berkembangnya kemungkinan anak-anak terkena leukimia, termasuk radiasi x-rays dan terpaparnya sang ibu ketika hamil dengan bahan-bahan kimia atau pestisida.
REUTERS | ARBA’IYAH SATRIANI
Berita terkait
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
17 jam lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
2 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
2 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
10 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
11 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
11 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
12 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
12 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
12 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
16 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca Selengkapnya