Pekerjaan yang Bikin Depresi

Reporter

Editor

Senin, 19 Desember 2011 16:09 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Respons seseorang terhadap pekerjaan yang digeluti bisa bermacam-macam. Ada yang menganggap bekerja seperti hobi. Mereka bahagia dengan pekerjaan dan merasa sangat nyaman dengan kesibukan yang dilakoninya sehari-hari. Tapi ada pula orang yang merasa stres, bahkan depresi dengan pekerjaannya lantaran merasa tak cocok.

Tahukan Anda, depresi karena bergelut dengan pekerjaan bukan melulu masalah cocok atau beban kerja yang berlebih (overload)? Kenyataannya memang ada sejumlah pekerjaan dengan tingkat depresi yang tinggi. Apa sajakah?

Perawat pribadi/baby sitter
Perawat orang tua atau anak-anak menduduki posisi teratas pekerjaan dengan tingkat depresi yang tinggi. Hampir 11 persen orang yang bekerja di bidang ini melaporkan mengalami depresi. Perawat harus berkutat sehari-hari dengan memberi makan, memandikan, dan merawat seseorang yang tidak mampu mengungkapkan rasa terima kasih atau memberi penghargaan. Ini lantaran mereka terlalu sakit atau terlalu muda atau karena mereka tidak terbiasa dengan hal tersebut. “Itu sungguh bikin stres, melihat orang sakit dan tidak mendapat banyak dukungan positif,” kata psikolog klinis pada Tufts University dan penulis buku Child’s Mind, Christopher Willard.

Pramusaji
Peringkat kedua adalah pramusaji. Pekerja di bidang ini sering mendapat upah rendah dan pekerjaan yang melelahkan. Mereka mesti menghadapi banyak pelanggan dengan berbagai macam karakter dalam memesan makanan. Sebanyak 10 persen pekerja di bidang ini mengalami depresi. Inilah pekerjaan yang sering tanpa ucapan terima kasih. Pelanggan dapat benar-benar kasar dan ada banyak aktivitas fisik.

Pekerja sosial
“Karena pekerja sosial bekerja dengan orang-orang yang sangat membutuhkan, akan sangat susah untuk tidak berkorban ketika bergelut dengan pekerjaan ini,” kata Christopher. Dia melanjutkan, tidak terlalu mengejutkan bahwa pekerja sosial termasuk ke dalam pekerjaan dengan tingkat depresi yang tinggi. Sering berurusan dengan anak-anak yang dilecehkan atau dengan keluarga yang mengalami krisis, dikombinasikan dengan buruknya berurusan dengan birokrasi, benar-benar dapat membuat pekerjaan ini penuh dengan stres, bahkan 24 jam sehari dalam 7 hari sepekan.

Pekerja kesehatan
Termasuk di dalamnya dokter, perawat, bidan, dan terapis. Pekerja di bidang kesehatan dapat memiliki jam kerja yang panjang dan tak menentu, serta hari yang tidak teratur. “Setiap hari mereka melihat sakit, trauma, kematian, serta berhubungan dengan keluarga pasien,” ujar Crishtopher. Dengan kata lain, stres dapat menjadi makanan sehari-hari.

Artis, pekerja hiburan, dan penulis
Ini pekerjaan dengan penghasilan yang tidak teratur, jam yang tidak menentu, dan memungkinkan terjadinya keterasingan. Orang-orang yang bekerja di bidang kreatif juga mempunyai tingkat gangguan mood yang tinggi. Sekitar 9 persen orang yang bekerja di bidang ini dilaporkan mengalami depresi. Penyakit yang sering dialami pekerja di bidang ini adalah penyakit bipolar. Inilah penyakit suasana hati dengan gejala depresi dan perasaan-perasaan putus asa. Gejala lainnya adalah pikiran-pikiran bunuh diri, perubahan-perubahan pada pola-pola tidur, dan kehilangan minat pada aktivitas-aktivitas yang pernah menjadi sumber dari kesenangan. Penyakit bipolar sangat sering dijumpai pada artis.

AMIRULLAH| HEALTH.COM

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

5 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

7 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

7 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

14 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

16 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

16 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

16 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

17 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

17 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

20 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya