Pengobatan Herbal untuk Kanker Masih Komplementer  

Reporter

Editor

Rabu, 4 Juli 2012 05:23 WIB

TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO , Yogyakarta: Pakar herbal yang juga mantan peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Oswald Tampubolon, menuturkan pengobatan penyakit kanker dengan metode herbal saat ini posisinya masih sekadar komplementer alias pelengkap dari kimiawi.

“Karena pengobatan herbal itu masih kurang diminati, jadi hanya bersifat komplementer,” kata Oswald saat menjadi pemateri dalam seminar nasional “Herbal untuk Terapi Kanker” di Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Selasa, 3 Juli 2012.

Oswald menuturkan pengobatan secara herbal di Indonesia biasanya baru dilakukan karena melihat tipisnya kemungkinan untuk sembuh dan harga obat kimia yang mahal. Padahal, kata dia, obat yang berasal dari tanaman herbal dengan indikasi yang sama pada umumnya tidak pernah bertentangan satu sama lainnya layaknya obat kimia sehingga bisa digunakan sebagai ramuan yang efektif melawan kanker.

Secara alami, hal itu terdapat terutama dalam buah-buahan yang mengandung zat kompleks yang bisa dikembangkan untuk pengobatan berbagai penyakit termasuk kanker. “Semakin banyak jenis buah yang digunakan akan dihasilkan suatu bahan obat yang mempunyai spektrum luas,” kata dia.

Meski pengobatan dengan bahan herbal jarang menimbulkan efek samping pada penderita, dalam perkembangannya pengobatan ini kalah cepat perkembangannya dibanding pengobatan secara kimiawi.

“Salah satunya karena obat yang tidak selalu tersedia setiap saat. Sedangkan obat kimia relatif jauh lebih mudah didapat dibuat melalui sintesa, sehingga bisa dibuatkan standar baku untuk dapat digunakan dalam skala produksi,” katanya.

Dengan alasan ekonomi dan kontinuitas produk inilah para pemilik modal cenderung memanfaatkan bahan obat kimiawi. Padahal, lanjut Oswald, terapi kimia atau kemoterapi yang selama ini menjadi salah satu upaya yang telah lama dilakukan untuk pengobatan kanker sering masih belum memberi hasil memuaskan.

“Tak jarang ditemukan efek samping yang tidak dikehendaki dari penggunaan bahan kimia itu,” katanya.

Padahal WHO memprediksi terjadi peningkatan jumlah penderita kanker hingga 50 persen dalam rentang waktu 2000 hingga 2020. Penyakit ini juga telah menjadi penyebab kematian keenam di Indonesia.

Ketua Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM, Prof. Dr. Edy Meiyanto, menuturkan penanganan kanker salah satunya dapat dilakukan dengan kemoprevensi. “Kemoprevensi kanker ini diperkenalkan untuk membuka alternatif penanganan masalah kanker dengan penggunaan agen baik berupa bahan sintetik maupun herbal secara tunggal ataupun campuran untuk mencegah, menghambat, dan mengembalikan fungsi normal tubuh,” katanya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terpopuler:
Bahaya di Balik Jus Buah

Awal Ramadhan Muhammadiyah dan NU Berbeda

Inilah Tujuh Tanda Pasangan Berselingkuh

Soft Drink Ternyata Mengandung Alkohol

Korupsi Al-Quran Ganggu Citra Golkar dan Ical

Berita terkait

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

13 hari lalu

Tips Beri Obat Demam pada Anak sesuai Dosis dan Tak Dimuntahkan Lagi

Berikut saran memberikan obat demam pada anak sesuai dosis dan usia serta agar tak dimuntahkan lagi.

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

13 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

14 hari lalu

Jangan Langsung Beri Parasetamol saat Anak Demam, Ini Waktu yang Disarankan

Parasetamol dapat diberikan ketika suhu anak 38 derajat Celcius ke atas atau sudah merasakan kondisi yang tidak nyaman.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

16 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

17 hari lalu

Pola Makan yang Perlu Diperhatikan Pasien Parkinson

Sejumlah hal perlu diperhatikan dalam pola makan penderita Parkinson, seperti pembuatan rencana makan. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

22 hari lalu

4 Obat Ini Diklaim Bisa Bikin Panjang Umur, Benarkah?

Empat macam obat umum ini disebut berpeluang membuat orang panjang umur. Simak sebabnya dan penjelasan peneliti.

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

26 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

29 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

38 hari lalu

Hakim ICJ Perintahkan Israel Memastikan Makanan dan Obat-obatan Masuk ke Gaza

Para hakim (ICJ) dengan suara bulat memerintahkan Israel untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan pasokan makanan pokok ke Gaza

Baca Selengkapnya

Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

47 hari lalu

Obat-obatan yang Tak Dianjurkan Diminum sebelum Mengemudi

Beberapa jenis obat bisa mempengaruhi aktivitas mengemudi segera setelah diminum. Berikut obat-obatan yang sebaiknya dihindari.

Baca Selengkapnya