Zat Besi Dapat Mengurangi Gejala PMS

Reporter

Kamis, 28 Februari 2013 03:17 WIB

Ilustrasi wanita sakit perut saat menstruasi. TEMPO/ Rosdianahangka

TEMPO.CO, Massachusetts--Wanita dengan tanda-tanda sindrom premenstruasi (PMS) seperti merasa perutnya kembung dan tidak nyaman, mudah marah atau tertekan mungkin harus memperhatikan jumlah zat besi dalam asupan makanan mereka. Para peneliti di Universitas Massachusetts di Amherst menemukan bahwa wanita dengan asupan zat besi lebih dari 20 miligram per hari ternyata beresiko 35 persen lebih rendah terdiagnosis PMS dibandingkan dengan mereka yang hanya mengkonsumsi 10 mg per hari.

Untuk mendapatkan jumlah zat besi lebih tinggi, seorang wanita bisa memakan satu cangkir sereal yang diperkaya zat besi yang biasanya mengandung sekitar 24 mg mineral.

PMS mempengaruhi 8 hingga 15 persen wanita selama masa subur yang ditandai dengan gejala-gejala fisik dan emosional. Seperti nyeri payudara, mengidam makanan, kelelahan dan kemurungan.

Penelitian lain telah menunjukkan bahwa pemilihan asupan makanan mempengaruhi perkembangan PMS atau bisa jadi mengurangi keparahan gejalanya. Misalnya, makanan yang kaya kalsium terbukti dapat menurunkan resiko PMS.

Pada studi ini, peneliti memberikan 3 set kuesioner tentang frekuensi makanan yang dikumpulkan selama 10 tahun dari lebih 3000 wanita Amerika usia 25 hingga 42 tahun. Para peneliti kemudian membandingkan asupan mineral dari makanan serta suplemen selama hampir 1060 wanita yang telah didiagnosis PMS dan 1970 wanita yang memiliki sedikit gejala PMS. Para ilmuwan juga mempertimbangkan faktor lain terkait dengan PMS seperti usia, berat badan, sejarah kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan kebiasaan olahraga.

"Kami agak terkejut dengan temuan ini bahwa zat besi punya hubungan," kata Elizabeth Bertone-Johnson, penulis studi juga seorang profesor epidemologi di UMass Amherst. Tapi tidak semua bentuk zat besi sama. Ini terutama besi yang ditemukan dalam makanan dan supemen, besi non-heme yang dapat mengurangi potensi PMS. Besi heme berasal dari sumber hewani seperti daging merah dan unggas tidak memiliki efek yang sama.

Bertone-Johnson menduga bahwa besi non-heme memiliki hubungan yang lebih kuat dengan PMS karena lebih mudah untuk makan makaan yang kaya sumber tanaman dan suplemen. Misalnya, tiga perempat cangkir sereal yang diperkaya memiliki 18 mg besi non-heme. Sementara secangkir kacang memiliki 3 sampai 7 mg.

Sementara 3 ons daging sapi hanya memiliki 2 sampai 3 mg zat besi heme. Oleh karena itu Anda akan perlu makan porsi besar daging sapi untuk memenuhi kebutuhan harian zat besi. Pun, konsumsi daging sapi dalam jumlah yang banyak tidak dianjurkan mengingat kandungan lemak jenuhnya.

Terkait mineral lain, para peneliti tidak menemukan hubungan antara asupan natrium, magnesium atau mangaan terhadap PMS. Lain halnya dengan kalium. Asupan tinggi akan mineral ini beresiko besar terhadap PMS.

Kalium ditemukan dalam makanan seperti ubi jalar, pisang dan jus jeruk yang dapat meningkatkan kemungkinan wanita mengalami PMS. Mineral ini juga dapat meyebabkan gejala-gejala fisik dan emosional lainnya seperti kembung, depresi dan mudah tersinggung. Simak info kesehatan di sini.

LIVE SCIENCE | ISMI WAHID

Baca juga:

Robin, Anak Batman Itupun Tewas

Sonny Muchlison: Gaya Busana Agnes Buruk

Kuping Berdenging Bisa Jadi Tanda Ketulian

Pemerintah Diminta Tak Lupakan Peran Apoteker

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

13 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya