TEMPO.CO , Jakarta:Bagi pecinta kopi, karakteristik rasa kopi memang digilai untuk menikmati sensasinya. Begitu juga rasa asam yang keluar pada jenis kopi tertentu, misalnya Kopi Kintamani asal Bali ataupun Kopi Gayo dari Aceh. Menurut konsultan kopi Adi W Taroepratjeka, rasa asam kopi justru menunjukkan kualitas kopi sehingga beberapa jenis kopi itu harganya mahal.
"Di asamnya kopi itu menjadi ciri khas kopi di beberapa daerah dan itu yang membuat harga kopi itu lebih mahal. Jadi kalau nemu kopi yang agak asam jangan takut, misalnya Kopi Kintamani cenderung asam, asamnya pun kalau kita deskripsikan ada yang kayak buah jeruk, jeruk lemon, cheri. Itu seger di mulut" kata pria yang juga seorang barista ini kala ditemui di Senayan City, Jakarta pada Selasa, 4 Juni 2013.
Menurutnya, mitos bahwa asam pada kopi akan berpengaruh terhadap lambung itu sebenarnya tidak perlu ditakuti. Karena kopi itu pada dasarnya jenis buah, yang juga memiliki cita rasa asam pada buah lainnya seperti mangga ataupun jeruk.
"Justru yang membuat orang takut, saya mules dan lainnya karena minum kopi, itu karena biji kopinya kurang matang," imbuh pria berdarah Jawa itu. Oleh karena itu, Adi menyarankan untuk menyeduh kopi dalam suhu yang sesuai. Untuk menghindari rasa asam yang keluar dari kopi yang tak matang, ia menyarankan untuk tak menyeduhnya dengan air bersuhu rendah. Hal ini akan memicu rasa asam itu muncul.
Ia pun menjelaskan bahwa panas air pada suhu tertentu akan meminimalisir rasa asam. Kopi mengeluarkan rasa dan aroma dari essential oil yang terkandung dalamnya. Namun kalau temperatur airnya terlalu rendah esssentiail oilnya untuk rasa tertentu yang keluar, misal asamnya saja. Sedangkan kopi yang diseduh dengan suhu air terlau tinggi semua rasanya jadi pahit. Jadi butuh temperatur spesfiik untuk mendapatkan kualitas rasa yang enak.
