TEMPO.CO, New York--Ahli kebugaran sudah sejak lama menyarankan klien mereka untuk memilih sepatu olahraga dengan lebih mempertimbangkan gerakan kaki menjejak di tanah (pronation) dan menggulung kaki ketimbang fashion semata sehingga nyaman di kaki.
Menganalisis gerakan kaki merupakan praktek standar di antara para profesional kebugaran dan kesehatan karena hal tersebut diyakini bisa meminimalkan cedera sekaligus membuat kaki lebih sehat.
"Jika harus memilih sepatu, kontrol atas gerakan telapak kaki sangatlah penting,"ujar Dr. Jane Andersen, podiatrist yang berpraktek di Chapel Hill, North Carolina seperti dikutip Reuters edisi 15 Juli 2013. "Sebagian orang memerlukan lebih dari yang lain. Akan menjadi masalah jika Anda keliru memilih,"sambung dia.
Menurut Anderson yang juga pelari dan merupakan mantan presiden dari American Association for Women Podiatrists, penyebab nomor satu cedera akibat penggunaan yang keliru adalah tekanan yang mematahkan tendon ke tumit : apakah sepatu itu sesuai atau tidak.
Ada tiga level dasar untuk mengontrol standar sepatu lari : netral, stabilitas dan kontrol gerakan. "Netral secara umum bagus untuk kaki yang melengkung tinggi, sepatu jenis ini tidak memberikan kontrol ekstra untuk pronation,"ujar Andersen. "Stabilitas sepatu penting untuk mereka yang memerlukan lebih banyak dukungan, dan kontrol gerakan adalah untuk mereka yang superdatar."
Di sebuah toko olahraga di New York, Jack Rabbit Sports, lengkungan kaki para klien diukur sebelum mereka berlari di atas treadmill yang kemudian direkam dan dianalisis gerakan lambatnya (slow-motion). "Alasan dasar adalah bahwa hampir semua orang bertumpu pada tumit, overpronate atau underpronate,"ujar Johanna Bjorken dari toko tersebut. "Hal ini menyebabkan proses berlari menyebabkan cedera dan sepatu bisa menjawabnya, yaitu dengan memilih modelnya."
Saran dari seorang psikolog olahraga Tom Holland, yang juga penulis "The Marathon Method"adalah, "Begitu Anda menemukan sepatu yang cocok, tetap gunakan sepatu itu."
Namun hasil penelitian terbaru di Denmark meragukan mengenai kontrol pronation yang menyebabkan terjadinya cedera. Hanya saja para ilmuwan mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak riset untuk mengetahui dengan pasti apakah pronation yang menjadi penyebab risiko cedera kaki.
REUTERS I ARBA'IYAH SATRIANI
Terhangat:
Hambalang | Bursa Capres 2014 | Liverpool di GBK
Baca juga:
Rahasia Kecantikan Wanita Prancis
Wanita Ini Pakai Hijab Demi Kulit Sehat
Setelah Obesitas, Perempuan Ini Jadi Anoreksia
Air Putih Tingkatkan Ketajaman Otak
Berita terkait
Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis
1 hari lalu
Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.
Baca SelengkapnyaMengapa Bayi Harus Diimunisasi?
3 hari lalu
Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.
Baca Selengkapnya6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi
4 hari lalu
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
11 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
12 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
12 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
13 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
13 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
13 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaPakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau
17 hari lalu
Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.
Baca Selengkapnya