TEMPO.CO, New York - Berhati-hatilah terhadap lampu pointer yang mengandung laser dan dijual bebas ataupun dibeli di toko online. Menurut dokter mata dari Fakultas Kedokteran Duke University, Durham, Carolina Utara, lampu pointer mengandung paparan laser tingkat tinggi yang dapat menyebabkan kebutaan.
"Seorang bocah berusia sembilan tahun dilarikan ke rumah sakit setelah bermain pointer. Saat ia datang ke rumah sakit kami tidak melihat tanda-tanda terjadinya luka, tapi pembuluh darah matanya mengalami pendarahan," kata dokter mata Cynthia Toth seperti dilaporkan Reuters, Selasa, 14 Januari 2014.
Paparan radiasi laser dari lampu pointer dapat merusak mata karena bisa menembus dan membakar pembuluh darah mata. Padahal, jenis lampu laser seperti ini banyak dipakai sebagai komponen dalam sejumlah mainan anak. "Anda dapat menciptakan kebakaran dari mainan itu," ujar Cynthia Toth.
Selain digunakan pada mainan anak, laser berdaya tinggi juga menjadi salah satu komponen yang digunakan dalam proyektor home theatre. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA), laser berkekuatan tinggi juga terkandung dalam beberapa barang yang menggunakan kinerja elektromagnetik.
Laser dimanfaatkan untuk menciptakan proses radiasi target yang digunakan pada alat pemutar musik, printer, dan alat operasi mata. Karena itu, FDA mengatur penggunaan laser dan beberapa alat yang mengandung radiasi elektronik ke dalam beberapa tingkat kelas dan subkelas.
Berdasarkan regulasi FDA, kekuatan laser yang masih aman untuk mata berada pada kekuatan 5 miliwatt (mW) atau berada di kelas 3a. Batas kekuatan ini pula yang seharusnya digunakan pada lampu laser pointer.
CHETA NILAWATY
Terpopuler
Mahfud Mengaku Heran Atas Pemilihan Akil Mochtar
BBM Lengkap Akil Soal Idrus, Setya, & Pilgub Jatim
Jokowi Kaget Blusukan 'Dikuntit' Caleg PDIP
Kado Tahun Baru Anas Urbaningrum Versi Ipar SBY
Perempuan Arab Saudi Dilarang Main Ayunan
Ini Sebab Jakarta Utara Relatif Bebas Banjir
Sel Anas Urbaningrum Terpisah, Apa Alasan KPK?
Soal Dugaan Suap Pilgub Jatim, Ini Kata Cak Imin
Berapa Persisnya Harta Adik Atut?
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
29 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya