TEMPO.CO, New York--Taman dan ruang terbuka hijau lainnya di dalam kota ternyata bisa membuat orang lebih bahagia. Para ilmuwan membandingkan kesehatan mental ratusan orang di Inggris yang berubah desain kotanya, dari abu-abu menjadi hijau, dengan orang-orang yang pindah ke daerah perkotaan.
Ternyata, menurut hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Environmental Science & Technology, orang-orang yang pindah ke daerah yang lebih hijau merasa lebih bahagia selama waktu tiga tahun waktu periode para ilmuwan mengikuti dan meneliti mereka.
"Pindah ke daerah yang lebih hijau ada hubungannya dengan peningkatan kesehatan mental, yang juga menunjukkan bahwa kebijakan berwawaskan lingkungan untuk meningkatkan area hijau memberikan dampak kesehatan mental yang berkesinambungan bagi publik," ujar para peneliti seperti dikutip situs Health Day edisi 14 Januari 2014.
Para ilmuwan yang diketuai oleh Mathew White dari University of Exeter Medical School di Inggris mengatakan bahwa kesehatan mental adalah isu utama kesehatan publik. Beberapa studi mengungkapkan bahwa peningkatan urbanisasi adalah salah satu alasan untuk pertumbuhan angka ketidakbahagiaan di banyak negara.
Hampir 80 persen orang di banyak wilayah maju di belahan bumi ini hidup di kota-kota, yang artinya ada kecenderungan terbatasnya ruang terbuka, ujar para peneliti. Beberapa penelitian sebelumnya juga mengungkapkan hubungan antara kebahagiaan dan ruang terbuka hijau.
HEALTH DAY I ARBA'IYAH SATRIANI
Baca juga:
Makin Cantik, Kian Selfie
Musim Dingin, Warga AS Diimbau Jauhi Spa
Jarum Akupuntur Ditinggal di Lutut Wanita Ini
Hati-hati Bermain Lampu Pointer
Berita terkait
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang
21 hari lalu
Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.
Baca SelengkapnyaCOP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama
5 Maret 2024
Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat
30 September 2023
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?
Baca SelengkapnyaPolusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri
26 Agustus 2023
Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.
Baca SelengkapnyaDampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi
7 Agustus 2023
Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.
Baca SelengkapnyaEnergi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya
25 Juli 2023
Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?
Baca SelengkapnyaFakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS
11 April 2023
tiga program studi FKM dan satu program FIK Universitas Indonesia (UI) meraih akreditasi internasional dari AHPGS.
Baca SelengkapnyaCISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi
7 Desember 2022
CISDI menyebut RKUHP yang baru disahkan kemarin luput mempertimbangkan perspektif kesehatan masyarakat dalam proses pembahasannya.
Baca SelengkapnyaDr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat
9 Agustus 2022
Penjenamaan rumah sehat akan memfungsikan ilmu kedokteran tentang pencegahan penyakit. Layanan digital terintegrasi SATU SEHAT menjadi langkah mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Baca SelengkapnyaRancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat
28 Juli 2022
Rancangan peraturan pelabelan BPA sama sekali tidak melarang penggunaan kemasan galon polikarbonat
Baca Selengkapnya