Pakai Tikus, Keberhasilan Terapi Avatar 70 persen  

Reporter

Editor

Heru Triyono

Senin, 10 Maret 2014 08:35 WIB

Sukarelawan Cecilia Sanjurjo memulas eye shadow ke kelopak mata Cristina Ferreira. Kanker adalah penyebab utama kedua kematian di Argentina, setelah penyakit jantung, tertinggi di Amerika Latin setelah Kuba dan Trinidad dan Tobago(AP Photo / Natacha Pisarenko)

TEMPO.CO, Jakarta - Tumorgraft atau terapi kanker avatar adalah prosedur penyembuhan kanker gagasan bos Champions Oncology, David Sidransky. Menurut dokter yang disebut majalah TIME sebagai salah satu peneliti paling berpengaruh berkat penelitiannya di bidang deteksi dini kanker itu, kunci metode Tumorgraft ada pada pendekatan penyembuhannya yang personal.

"Dengan Tumorgraft, kita akan tahu pengobatan apa yang paling tepat untuk si pasien," ujar Sidransky saat ditemui Tempo usai acara peluncuran Tumorgraft di Parkway Cancer Center, Singapura, medio Februari lalu.

Pengobatan secara personal ini memperbesar peluang pasien untuk sembuh karena memungkinkan dokter memberi penanganan sesuai spesifikasi kanker dan gen penderita.

Sebab, kata Direktur Medis dan Konsultan Senior Onkologi Medis PCC, Ang Peng Tiam, ketika ditemui usai acara yang sama, efek sebuah metode penyembuhan berbeda, meskipun pasien mengidap jenis kanker yang sama. "Perjuangan melawan kanker memang tak mudah, tapi ada harapan melalui metode ini."

Teknik implantasi Tumorgraft diklaim Ang lebih baik dari model Xenograft tradisional yang hanya punya korelasi 20 persen dengan tumor asli. Sebabnya, tumor yang diekstraksi dan diimplementasikan melalui Tumorgraft bisa mempertahankan genotip dan heterogenitas dasarnya sehingga bisa jadi alat prediktif untuk uji klinis. "Korelasi genetis lewat proses tumour grafting mencapai 94 persen dibanding tumor asli," ujar Ang.

Proses bertahap yang disebut Champions Tumorgraft rata-rata memerlukan waktu enam bulan. Tahap pertama adalah mengambil jaringan tumor hidup pada si pasien melalui operasi atau biopsi. Tumor itu kemudian ditanamkan dalam tubuh beberapa tikus percobaan yang memiliki defisiensi imun sebagai sampel hidup. Tiap tikus kemudian diberi pengobatan berbeda. Tujuannya, untuk mengukur respon dari jaringan tumor hidup terhadap setiap resimen obat.

Tahap implantasi biasanya memakan waktu dua bulan atau lebih lama. Selama menunggu pertumbuhan tumor pada "avatar"-nya, para pasien terus menerima terapi kanker dari para onkologis.

Rampung tahap implantasi, cangkok tumor tak langsung dibuang. Jaringan tumor si pasien akan diawetkan sebagai sampel hidup untuk digunakan di masa depan jika terjadi progresi atau kanker muncul kembali di tubuh pasien. Sel-sel kanker itu dibikin abadi melalui proses cyrobanking atau mengawetkan sel dalam nitrogen cair.

Tingkat keberhasilan Champions Tumorgraft diklaim sekitar 70 persen, tergantung pada beberapa faktor, seperti tingkat keagresifan tumor. Juga pada tingkat keberhasilan tikus karena kadang hewan tersebut tak bisa mengembangkan tumor si pasien. "Yang terjadi pada tikus adalah cerminan pasien, kami tidak bisa memaksakan," kata Wakil Presiden Bagian Pemasaran Champions Oncology Jordon Rubinson.

Lalu, berapa biaya pengobatan ini? Untuk di Singapura, kisaran biayanya Sin$ 15 ribu atau sekitar Rp 140 juta. Namun, duit itu hanya untuk membayar tahap Champions Graft, di luar ongkos kemoterapi sebelum program.

ISMA SAVITRI

Baca juga:
Begini Cara Terapi Kanker dengan Avatar
Sel Punca Mempercepat Pengembangan Sel Kanker
Rekayasa Sel T Dapat Sembuhkan Pasien Kanker
Perkembangan Terapi Sel Punca di Indonesia
Peneliti: Kol Tangkal Radiasi dari Terapi Kanker
Jalan Kaki Turunkan Risiko Kanker Payudara

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

12 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

12 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

13 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

13 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya