TEMPO.CO, Pennsylvania - Masalah dalam kehidupan yang tak kunjung selesai mudah sekali membuat orang stres. Bahkan, jika tak sanggup menerima tekanan, seseorang bisa memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Ternyata, berdasarkan penelitian, kebanyakan pelaku bunuh diri lebih sering memilih waktu tengah malam untuk melakukan aksinya itu.
Dari 35.332 kasus bunuh diri, peneliti dari University of Pennsylvania di Philadelphia menemukan, sekitar 10 persen bunuh diri dilakukan setelah tengah malam antara pukul dua dan tiga pagi. Sedangkan dua persen bunuh diri dilakukan pada pukul enam sore hingga dua belas malam. (Baca: Bunuh Diri Bersama, Sang Ibu Kirim SMS ke Tuhan)
"Hasil ini menunjukkan bahwa tidak hanya mimpi buruk dan insomnia yang bisa membuat orang-orang bunuh diri. Saat seseorang tidak tidur saat malam juga bisa membuat faktor bunuh diri terus meningkat," kata kepala penelitian, dr. Micael Perlis, seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa, 3 Juni 2014. (Baca: Jangan Anggap Sepele Insomnia)
Di sisi lain, bunuh diri saat siang lebih sering berakhir gagal. Sebabnya, pada jam-jam tersebut banayk orang yang masihh beraktivitas sehingga tindakan pelaku bunuh diri lebih mudah dicegah.
Perlis menjelaskan, jika insomnia bisa dikurangi, kemungkinan risiko bunuh diri juga bisa ditekan. Berkosultasilah dengan dokter atau psikiater jika mengalami insomnia atau mimpi buruk, sebab dua hal itu menjadi pemicu utama kasus bunuh diri saat malam.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
15 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.