Pekatnya polusi kendaraan bermotor hingga menyelimuti sejumlah Gedung-gedung perkantoran dan rumah penduduk yang menyebabkan pencemaran udara di Jakarta, Kamis, 19 Juli 2012. Tingginya tingkat pencemaran udara yang disebabkan meningkatnya jumlah populasi kendaraan bermotor yang menjadikan ancaman bagi warga Jakarta rentan terkena berbagai penyakit, seperti paru-paru, kanker, dan penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, London - Polusi udara ternyata mempunyai kaitan dengan terjadinya detak jantung yang tidak beraturan dan penggumpalan darah di dalam paru-paru. Temuan ini menurut hasil riset terbaru di Inggris, menunjukkan bahwa dampak polusi udara pada serangan jantung dan stroke sangatlah jelas.
Para ilmuwan menganalisis data dari England dan Wales. Ditemukan bahwa polusi udara secara khusus berbahaya bagi orang-orang lanjut usia (lansia).
Menurut situs BBC edisi 4 Juni 2014, sebuah tim dari London School of Hygiene & Tropical Medicine menganalisis data di England dan Wales pada periode 2003 hingga 2009 dan hubungannya dengan masalah kardiovaskuler dan polusi udara jangka pendek. Mereka menemukan bahwa polusi udara jangka pendek terkait dengan arrhythmia (ritme jantung yang tidak normal) dan penggumpalan darah di paru-paru. (Baca: Polusi Udara Sebabkan 7 Juta Kematian di Dunia)
Hasil riset menunjukkan bahwa hubungan terkuat terjadi pada lansia wanita berusia di atas 75 tahun, kata ketua penulis hasil riset Dr Ai Milojevic. Menurut data WHO, tujuh juta orang meninggal pada 2012 akibat polusi udara.
"Kami menemukan sejumlah bukti efek polusi udara terhadap denyut jantung yang tidak normal, tapi tidak ada bukti kuat atas dampak polusi udara pada stroke atau serangan jantung yang pada akhirnya menunjukkan proses penggumpalan darah," katanya.
Mengomentari hasil riset yang dipublikasikan di jurnal Heart ini, British Heart Foundation mengatakan bahwa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa polusi udara bisa membuat kondisi jantung dan sirkulasi darah, termasuk serangan jantung, memburuk pada orang-orang yang memang rentan. (Baca: Polusi Udara Penyebab Serangan Jantung)
"Riset ini mempertegas sesuatu yang sudah kita ketahui sebelumnya tetapi melangkah lebih jauh dengan menyebutkan bahwa ada hubungan antara polusi udara dengan peningkatan risiko penggumpalan darah di paru-paru dan gangguan ritme jantung," kata Julie Ward, perawat senior.
Temuan ini menunjukkan adanya hubungan antara polusi udara dan serangan jantung, masalah sistem pernapasan dan kanker.
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
6 hari lalu
Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh
Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?