Efek Angelina Jolie, Rujukan ke Klinik Meningkat  

Reporter

Senin, 22 September 2014 06:02 WIB

Angelina Jolie mendapatkan bayaran sebesar AS $18 juta atau sekitar Rp211,6 miliar. Walaupun sempat vakum karena menjalani operasi vasektomi, Jolie tetap mampu menghasilkan jutaan dolar. Berkat film Maleficent, calon nyanya Brad Pitt ini tetap berada di deretan papan atas artis Hollywood. ChinaFotoPress/ChinaFotoPress via Getty Images

TEMPO.CO, London - Angelina Jolie punya pengaruh kuat tak hanya dalam hal kecantikan dan kemampuannya di dunia akting. Istri aktor Brad Pitt ini punya magnet dalam bidang riset dan kesehatan. Keberanian wanita kelahiran Los Angeles, 4 Juni 1975, ini melakukan masektomi ganda untuk mencegah kanker payudara berdampak positif.(Baca: Banyak Wanita Ikuti Langkah Angelina Jolie)

Gara-gara keberanian Jolie, dikabarkan di Inggris jumlah rujukan ke klinik kanker payudara meningkat dua kali lipat. Dalam laporan yang diterima BBC pada Jumat, 19 September lalu, hal itu merupakan efek langkah pemeran Lara Croft dalam film Tomb Raider menjalani operasi pada Mei tahun lalu. Jolie memutuskan ingin dioperasi setelah diberitahu bahwa risikonya terserang kanker payudara sebanyak 87 persen karena faktor keturunan.

Menurut sebuah penelitian, sejumlah perempuan yang memiliki catatan penyakit kanker dalam sejarah keluarganya terdorong untuk mendapatkan petunjuk pencegahan penyakit ini. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa satu dari 500 orang berisiko tinggi terkena kanker payudara karena faktor keturunan.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Prof Gareth Evans dari University of Manchester, Inggris, mengatakan, "Apa yang dilakukan Angelina Jolie telah meninggalkan dampak global, dan terlihat adanya jumlah peningkatan kunjungan ke pusat-pusat pencegahan kanker."

Sejumlah peneliti dunia melihat banyak rujukan ke 20 pusat genetik dan klinik di Inggris setelah kabar tentang operasi Jolie mencuat pada Mei 2013. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Breast Cancer Research juga menemukan jumlah rujukan tetap yang terjadi di dari Agustus hingga Oktober 2013.

"Pernyataan Angelina Jolie bahwa dia memiliki mutasi BRCA1 dan melakukan langkah masektomi untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara (Baca: Banyak Tahi Lalat Tanda Kanker Payudara?) memiliki dampak yang lebih besar dibanding pernyataan para selebritas lain, mungkin karena citranya sebagai wanita glamor dan kuat," kata Prof Evans, peneliti dari Breast Cancer Research.

Evans juga mengatakan, "Hal ini akan mengurangi kekhawatiran pasien tentang hilangnya identitas seksual pasca-operasi dan mendorong sejumlah orang menjalani pengujian genetis."

Seperti diketahui, kebanyakan kanker payudara terjadi secara kebetulan pada sejumlah kecil orang mewarisi salah satu gen kanker payudara yang dikenal dengan nama BRCA1, BRCA2, atau TP53. "Sekali lagi, keberanian Jolie menjadi inspirasi dan kesadaran para wanita untuk mencegah kanker payudara. Penyakit ini tercatat sebagai salah satu penyakit yang mematikan," kata Evans.



HADRIANI P | BBC
Terpopuler
Batik Banyuwangi di Mata Priscilla Saputro

Bagteria, Tas Lokal Favorit Paris Hilton

Rumah Sakit Singapura Bangun Ruang Isolasi Ebola

Buku tentang Kiprah Industri Kreatif di Indonesia

Sebuah Katalog Lengkap 50 Kreator Bersinar Indonesia






Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

11 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

16 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya