TEMPO.CO, Jakarta - Setiap pagi dan petang, Syahrul Akhyar melatih nafas berseling zikir. Selama lima belas menit, pria 53 tahun ini mengatur tarikan udara ke paru-parunya dengan berpola. Lima detik menghirup, lima detik menahan dalam perut, kemudian lima detik lagi pelepasan. Selama pernafasan tersebut, lafal Allah berulang kali meluncur dari mulutnya dan terucap di hatinya. "Metodenya sederhana," kata Penasihat Direktur Yayasan Kesehatan Telkom ini Senin lalu.
Yang dilakukan Syahrul adalah bagian Terapi Pasrah Diri yang digagas Ahmad Husain Asdie. Terapi itu memanfaatkan teori kuantum. "Di kuantum, segala sesuatu dianggap seperti gelombang," kata Syahrul. Gelombang pada manusia, ia menjelaskan, terwujud dalam bentuk kehendak. Karena kehendak itu tidak sama, efek terhadap manusia juga berbeda. Analogi itu pula yang terjadi pada manusia sakit.
Asdie yang menemukan teknik ini, sepakat dengan teori tersebut. Kehidupan semesta merupakan kesatuan materi yang saling berinteraksi. Tiap materi, menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini, merupakan bentuk dari gelombang elektromagnetik yang bergerak dengan dimensi berbeda serta saling mempengaruhi. "Penyakit muncul ketika gelombang elektromagnetik negatif mendominasi. Solusinya harus dengan memunculkan gelombang positif," kata dia yang ditemui di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sardjito Yogyakarta pada awal Oktober lalu.
Asdie mengatakan, gelombang positif keluar jika frekuensi gelombang otak diturunkan pada frekuensi beta (13-30 hertz) menjadi alfa (8-13 hertz). Dari yang waspada dan terjaga menuju ke relaksasi. Pengubahan tegangan itu caranya dengan pengaturan nafas lima detikan, tarik-tahan-keluar. Kurang lebih dua hingga tiga kali atau satu sampai dua menit. Setelah pikiran tenang, baru mulai diisi zikir hingga lima belas menit. Tahapan ini harus dilakoni selama 21 hari supaya tubuh menjadi terbiasa.
Biasanya, setelah tiga pekan, penyakit-penyakit yang dikeluhkan perlahan musnah. Tapi, Asdie mengingatkan, itu tergantung keyakinan pasien. Kalau memang dia percaya, maka kesembuhan bisa cepat. Jika tak yakin, bisa sembuh juga, tapi lama. Dilihat dari sisi medis, penyembuhan yang dipilihnya masuk kategori pengobatan psikosomatis. Psikosomatik adalah salah satu cabang ilmu penyakit dalam. Secara terminologi adalah keterkaitan antara psiko (jiwa) dan soma (badan). (baca juga: Olga, Aburizal, Terapi Stem Cell)
Sampai sekarang, terapi pasrah diri sudah menjadi obyek riset 30 penelitian. Salah satu yang menelitinya adalah dokter spesialis penyakit dalam Noor Asyiqah Sofia. Ia memimpin tim program riset untuk mengukur efektivitas latihan pasrah diri terhadap pasien diabetes. Dari pasien yang diminta menjalankan latihan pasrah diri selama 21 hari, hasilnya menunjukkan gula darah menurun. "Kualitas hidupnya membaik karena mayoritas lebih mudah tidur, tenang serta tidak depresi," kata dia.
Latihan Pasrah Diri paling efektif bagi pasien dengan gangguan psikosomatik yang berusia dewasa tapi belum terlalu sepuh. Efektifitasnya juga makin moncer bagi pasien yang kooperatif dan bersedia menjalankan latihan secara rutin. Terapi ini bisa dilakoni baik yang muslim maupun nonmuslim. "Intinya harus ikhlas saja, semua masalah diterima dan tidak usah jadi beban pikiran," kata dia. (baca juga: Bermanfaat, Terapi Stem Cell Masih Diperdebatkan)
DIANING SARI, ADDI MAWAHIBUN IDHOM
Terpopuler:
Tersebar, Foto Pacaran Anggota JKT48 di Medsos?
Lionel Richie, Ayah Kandung Khloe Kardashian?
Jay Subiakto Kecewa Konser Salam 3 Jari
Lola Amaria Diundang Ajang Bergensi di Hong Kong
Anwar: Pendukung Prabowo Akhirnya Terima Jokowi
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
34 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya