TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kolesterol sering menjadi pemicu timbulnya penyakit jantung, dan biasanya terjadi pada mereka yang berusia lanjut. Namun kesimpulan ini salah. Orang berusia muda yang memiliki kolesterol tinggi justru rawan terkena penyakit. (Baca: Kolesterol Tinggi pada Usia Muda Berisiko Jantung)
Adalah kolesterol jahat yang bisa menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Penyempitan ini lama-kelamaan akan menimbulkan penyumbatan dan berpotensi membuat tubuh mengalami masalah jantung.
"Yang lebih mengerikan lagi adalah penumpukan pembuluh darah tidak hanya terjadi dalam satu malam. Tetapi juga bisa terjadi berpuluh-puluh tahun lamanya. Penumpukan pembuluh darah tersebut akan menyebabkan deposit plak dan mengakibatkan penyumbatan pada bagian jantung," kata Michael Pencina, profesor biostatistik di Duke University Clinical Research Institute, pada Kamis, 29 Januari 2015. (Baca: 3 Makanan Sehat Ini Bantu Merawat Jantung)
Dalam sebuah studi terbaru yang dilakukan Michael terhadap orang sehat berusia 15 tahun, ditemukan adanya peningkatan kolesterol yang berisiko pada gangguan sedang. Hal ini dapat menyebabkan orang tersebut mengalami gangguan jantung, yang berpotensi membahayakan hingga 40 persen.
Studi tersebut dilakukan dengan melibatkan sebanyak 1.478 orang yang semuanya berusia 55 tahun. Para peneliti menyimpulkan bahwa mereka yang saat usia 11-20 tahun memiliki kadar kolesterol tinggi punya potensi mengalami masalah jantung dengan persentase 16,5.
Namun hal ini bisa diatasi dengan pencegahan sejak dini berupa pengaturan pola makan yang sehat, gaya hidup yang baik, dan selektif dalam memilih dan mengkonsumsi obat-obatan. (Baca: Kenali, Apakah Anda Menderita Hipertensi?)
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
11 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
