Pegiat yang tergabung dalam Indonesia Malaria Care Foundation melakukan aksi damai di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Selasa (23/4). Menurut data Unicef sebanyak 38 ribu meninggal dan 15 juta orang mengidap malaria di dunia setiap tahunnya. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO , Jakarta:- Tjandra Yoga Aditama menerangkan tentang prinsip ABCD pada peringatan Hari Malaria Sedunia yang jatuh setiap tanggal 25 April. Dalam surat elektroniknya pada hari Sabtu 25 April 2015 Tjandra menerangkan tentang hal yang perlu diketahui dalam prinsip ABCD adalah pada prinsip A atau Aware tentang bagaimana kita perlu ketahui, kuasai dan waspada.
"Misalnya tentang tempat yang akan dikunjungi, apakah merupakan daerah endemis malaria dan bagaimana gejala malaria bisa di daerah tersebut," kata Tjandra.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dari kantor Kementerian Kesehatan ini juga menjelaskan tentang B atau Bitten yaitu sedapat mungkin hindari diri dari gigitan atau 'bitten' nyamuk di daerah malaria.
Dia mengatakan, misalnya dengan membatasi keluar bila mungkin, menggunakan baju lengan panjang, tinggal di ruangan yang dilindungi dengan kawat kasa, gunakan repellent, tidur di kelambu berinsektisida dan sebagainya.
Adapun pada C atau Chemo prophylaxis yaitu bila akan bepergian ke daerah endemis malaria maka konsumsilah obat pencegahan ("chemo prophylaxis").
"Obat ini biasanya mulai diminum beberapa hari sebelum berangkat, selama di daerah endemis malaria dan beberapa hari sesudah pulang," kata Tjandra.
Sementara pada prinsip D atau Diagnosis atau kalau ada keluhan demam ketika sedang di daerah endemis malaria, atau mungkin sakit kepala dan sebagainya.
"Maka segeralah konsultasi ke petugas kesehatan untuk dibuat Diagnosis apakah malaria atau bukan, dan kalau malaria akan dapat diobati dan ditangani dengan baik," ujarnya.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
11 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.