Dewaraja, Koleksi Batik Iwan Tirta Bernuansa Regalia Jawa

Reporter

Minggu, 10 Mei 2015 17:54 WIB

Para model memperagakan busana batik karya Iwan Tirta bertajuk Dewaraja Runway Collection 2015 di Jakarta, 27 April 2015. Konsep ini diusung dalam 3 urutan Dualism, Reflection dan Light Upon Light yang diinterpretasikan dalam nuansa hitam putih, mirroring, emas, dan silver. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Mengenakan mahkota emas berujung runcing bak Dewi Libertas, sosok Dewi Keadilan dalam mitologi Romawi, yang kemudian muncul dalam bentuk Patung Liberty di New York, Dewaraja muncul di tengah kegelapan panggung. Ia mengenakan gaun putih dengan motif naga besar berwarna emas. Di belakangnya, berdiri sosok lain membelakangi panggung. Bak bayangan sang Dewaraja, ia bergaun hitam dengan motif kumudawati berwarna merah bata. Peran Dewaraja dan bayangannya itu masing-masing diserahkan kepada peragawati Laura Muljadi dan Paula Verhoeven. Aksi mereka merupakan puncak dari peragaan busana bertajuk Dewaraja dari label Iwan Tirta Private Collection.

Dewaraja menjadi penanda kembalinya label Iwan Tirta Private Collection setelah wafatnya maestro batik itu lima tahun lalu. "Ini peragaan tunggal pertama setelah Mas Iwan wafat," kata Direktur Kreatif Iwan Tirta Private Collection, Era Soekamto, Senin dua pekan lalu. Label Iwan Tirta sebelumnya memang sempat menggelar peragaan bertajuk Hasta Brata pada akhir tahun lalu di Jakarta Fashion Week. Namun gelaran itu tidak seakbar Dewaraja, yang digelar khusus di ballroom Hotel Fairmont Jakarta, Senayan. Kali ini, Era menampilkan 60 busana baru dan menggali lagi sebagian motif dari 10 ribu koleksi motif batik warisan Iwan.

Era sengaja tidak memilih batik-batik yang kental dengan nuansa regalia Jawa—apalagi yang terkait Mangkunegaran—sebagai benang merah utama Dewaraja. Ia justru menyuguhkan tafsiran lain soal batik-batik Iwan Tirta dengan memilih motif Bali dan Cirebonan dalam Dewaraja. “Sebenarnya Dewaraja ini merupakan konsep universal tentang pencarian spiritual, yang ternyata terekam dalam batik-batik Mas Iwan Tirta,” katanya. Dewaraja yang dimaksudkan di sini merupakan konsep kepemimpinan saat seorang raja telah mencapai tahap kebijaksanaan tertentu sehingga memiliki sifat dewa dalam dirinya.

Butuh waktu dua tahun bagi Era untuk menggodok konsep Dewaraja. Ia melakukan riset hingga ke Trowulan untuk memastikan interpretasinya terhadap sejumlah batik karya Iwan Tirta—kurang-lebih 10 ribu macam—sesuai dengan fakta sejarah. Salah satu yang dipastikan antara lain soal motif naga dari batik Cirebon, yang ternyata justru berakar dari era Majapahit. Begitu juga dengan sejumlah motif batik terang bulan dari Bali, yang juga berasal dari Kerajaan Majapahit. "Setelah melakukan riset, kami dan manajemen akhirnya yakin untuk menggunakan konsep ini," ujarnya.

Era kemudian mengelompokkan batik-batik yang dipilihnya menjadi tiga bagian koleksi. Batik terang bulan, dengan motif padma alias bunga teratai yang juga terlihat sebagai mandala, menjadi bagian pembuka bertajuk “Samsara Nirvana”. Ini menunjukkan dualisme dalam kehidupan antara kebahagiaan dan kesengsaraan untuk mencapai surga. Kontradiksi tersebut terlihat dalam terang-gelap batik dengan teknik terang bulan yang diterapkan pada motif ukir Bali, pinggiran Bali, dan banji swastika. Menurut Era, Batik terang bulan sebenarnya tidak lazim digunakan pada pakaian. “Ini biasanya untuk taplak meja, tapi kali ini kami coba untuk aplikasikan pada baju,” ujar dia.

Bagian kedua bertajuk “Sivaratri Kalpa”, yang merupakan nukilan dari kitab kuno Hindu. Ini berarti ajaran untuk menemukan cermin di dalam diri serta berintrospeksi agar menjadi pemimpin yang lebih baik. Bagian ini diwakili oleh motif batik yang simetris, antara lain nogo sebho, pager wesikala, dan nogo liman. "Saya banyak sekali menemukan motif batik Mas Iwan yang mirroring," tutur Era.

Adapun bagian ketiga berjudul “Antahkarana”, yang berarti cahaya di atas cahaya. Ini diwakili oleh motif-motif besar, dari ceplok kembang polengan, bunga Bali, ukel Bali poleng, yang dipadu dengan motif kumudawati—yang diambil dari hiasan fresco di Puro Mangkunegaran dan berisi hastagina atau delapan sifat yang harus dimiliki oleh pewaris Mangkunegara—hingga naga yang menjadi penutup. Bagian terakhir ini memang didominasi motif hitam-putih polengan yang melambangkan keseimbangan.

SUBKHAN | HP

Berita terkait

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

55 menit lalu

Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina

Baca Selengkapnya

North West Bakal Tampil di Konser Musikal The Lion King Disney

2 jam lalu

North West Bakal Tampil di Konser Musikal The Lion King Disney

Dalam konser itu North West Heaher bergabung denagnHeadley, pemenang Oscar Lebo M, serta Jennifer Hudson

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

2 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

2 jam lalu

Tak Urus Sertifikasi Halal Sampai Oktober Mendatang, Pelaku Usaha Bisa Dapat Larangan Izin Edar

Kementerian Agama tengah menggodok pemberian sanksi untuk pelaku usaha yang belum melakukan sertifikasi halal. LPPOM MUI gencar fasilitas sertifikasi

Baca Selengkapnya

UKT UIN Jakarta Naik, Ini Hal yang Jadi Pertimbangan Kampus

2 jam lalu

UKT UIN Jakarta Naik, Ini Hal yang Jadi Pertimbangan Kampus

Zaenal menyebut bahwa kenaikan UKT itu juga sudah diatur pada Keputusan Menteri Agama RI Nomor 368 tahun 2024 tentang uang kuliah tunggal.

Baca Selengkapnya

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

2 jam lalu

Lupakan Keripik, Ini Alasan Anda Perlu Mengganti Camilan dengan Kismis

Karena dibuat dari buah asli, kismis pun baik kesehatan karena mengandung tinggi serat yang baik buat pencernaan dan jantung

Baca Selengkapnya

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

2 jam lalu

Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata

Menurut Tantowi Yahya, atas usul Ikke Nurjanah, donasi dari hasil lelang lukisan itu dipakai untuk membantu pengobatan Hamdan ATT yang terkena stroke.

Baca Selengkapnya

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

3 jam lalu

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komunikasi antar pasangan kerap menjadi tantangan. Simak 3 tips efektif jaga keharmonisan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

3 jam lalu

LRT Layani 10 Juta Penumpang Sejak Beroperasi Agustus Tahun Lalu

Pengguna tertinggi terjadi di bulan April 2024 sejak pertama kali LRT beroperasi, capai 1,4 juta penumpang.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

3 jam lalu

Harga Emas Pegadaian Terbaru 8 Mei 2024

Bagi masyarakat yang ingin membeli logam emas yang aman dan nyaman, butik Galeri 24 bisa menjadi solusi karena bagian dari anak perusahaan dari PT Pegadaian.

Baca Selengkapnya