Mau Investasi Properti? Intip Dulu 5 Kiatnya Agar Tak Tergelincir

Reporter

Bisnis.com

Editor

Susandijani

Selasa, 17 April 2018 10:30 WIB

Ilustrasi Indeks/Bursa Saham. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Peluang untuk investasi properti memang besar, namun bukan berarti Anda bisa asal memilih properti untuk berinvestasi.

Agar sukses dalam beriinvestasi properti ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan.

Pertama, melihat kesediaan dana, sehingga investor dapat memutuskan jenis properti apakah yang sesuai dengan kemampuan.

Kedua, menentukan tujuan berinvestasi properti, apakah untuk tempat tinggal, tempat usaha, sewa, dan sebagainya.

Ketiga adalah memilih lokasi yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai hal mulai dari infrastruktur, area pengembangan sekitar di masa yang akan datang, serta jarak dari lokasi aktifitas sehari-hari apakah lokasi rawan banjir, sampai dengan bagaimana sumber airnya. Baca: April, Bulannya Para Wanita: Catat, Ada Parkir Gratis Seharian

Keempat, memilih pendanaan, apakah akan berasal dari pendanaan pribadi penuh, utang bank, atau dengan pendanaan dari investor lain.

Advertising
Advertising

Kelima, sebaiknya memeriksa dengan baik status tanah dan legalitas tanah, terutama tanah warisan yang sudah cukup lama belum terbagi. “Seringkali tanah ini akhirnya sulit berpindah [tangan] karena problem dalam mencari siapa saja ahli waris yang sah dari tanah tersebut,” jelasnya.

Senada, perencana keuangan Aidil Akbar mengatakan untuk menjadikan properti sebagai instrumen investasi, investor juga harus berhati-hati memepertimbangkan karakteristik dari properti itu sendiri. Misalnya, apartemen dan rumah juga memiliki klasifikasi yang berbeda-beda dari yang murah hingga yang paling mahal atau mencapai Rp5 miliar.

“Beberapa kasus properti sangat menjanjikan, hanya saja harus hati-hati, properti yang mana yang dipilih, masing-masing memiliki pasar yang berbeda. Itu akan menentukan hasilnya,” ujarnya.

Aidil mencontohkan perumahan elit di Pondok Indah atau Permata Hijau memiliki harga yang tinggi. Harga tanah untuk lokasi tersebut katakanlah sekitar Rp40 juta—Rp60 juta per meter, sehingga paling tidak harga jual di atas Rp10 miliar. Baca: Coachella 2018, Fashion Pria Pilih Tema Printing Shirt?

Menurutnya, apabila membeli rumah dengan kisaran harga tersebut untuk tujuan investasi sangatlah berisiko. “Siapa yang mau beli dengan harga setinggi itu? Level Direksi BUMN saja tidak sampai. Biasanya pengusaha, atau pejabat daerah yang bisa,” jelasnya.

Aidil menyarakan untuk tidak membeli rumah yang terlalu tinggi harganya apabila tujuannya untuk instrumen investasi. Apalagi, risiko tertinggi dari investasi tersebut adalah likuiditas.

“Kalau tujuannya untuk investasi harus mencari rumah yang laku dijual, misal yang harga Rp1 miliar—Rp 2 miliar. Tapi itu, kan, harga sekarang, kalau mau menjual tiga hingga 5 tahun lagi harga pasti naik. Jadi kalau bisa membeli rumah di bawah harga itu,” paparnya.

Selain itu, strategi kedua adalah dengan menggunakan refinancing, atau pendanaan ulang atas KPR. Skema ini adalah dengan pengajuan kredit atau utang untuk rumah yang masih dalam keadaan KPR pada bank.

Pada umumnya skema refinancing menawarkan bunga yang lebih rendah. “Tapi itu juga tergantung dari kreditnya bagus tidak, rasionya terhadap penghasilan masuk atau tidak,” katanya. Baca: Gemar Minuman Soda? Waspadai Sakit Jantung Mengintai

Berita terkait

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

16 jam lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

17 jam lalu

BRI Danareksa dan Succor AM Jalin Kerja Sama, Bidik Kenaikan AUM 50 Persen

Sucor Aset Management menjalin kerja sama dengan BRI Danareksa Sekuritas untuk distribusi produk investasi reksa dana. Seperti apa targetnya tahun ini

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

17 jam lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

1 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

1 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

1 hari lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

3 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya