Menjadi Barista Sehari, Jokowi Evaluasi 5 Cangkir Kopi

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 10 Februari 2019 10:47 WIB

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengikuti kelas kopi di Festival Terampil, yang digelar di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu, 9 Februari 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo ikut belajari menjadi barista dalam kelas kopi di Festival Terampil yang berlangsung di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu 09 Februari 2019.

Baca: Kesaksian Yusuf Mansur: Sejak 2007 Jokowi Sekeluarga Puasa Sunah

Mengenakan apron coklat, Presiden Jokowi mempelajari metode observasi rasa kopi atau coffee cupping dari pemilik First Crack Coffee, Evani Jesslyn, barista yang sudah memiliki sertifkasi Speciality Coffee Association Coffee Diploma dan Q Grader (penilai kopi).

Evani, yang tahun 2016 menjadi satu-satunya wakil Asia dalam ajang Barista and Farmer di Sao Paolo, Brasil, mengajari Presiden tahapan-tahapan mencicipi kopi ala barista. "Kopi paling bagus dari mana ya? Semua sebenarnya baik asal roasting-nya bagus," ungkap Evani.

Evani lalu menantang Presiden mengevaluasi lima cangkir berisi bubuk lima jenis kopi khusus dengan rasa berbeda. "Artinya tidak ada cacat yang mengganggu rasa dan kesehatan," katanya tentang kopi specialty.

"Pastikan hanya memakai satu cup untuk satu jenis kopi. Pertama harus dicium aromanya dan menciumnya harus menundukkan badan dan badan tidak boleh menyentuh cup, karena mungkin tangan kita memakai parfum yang menganggu aroma kopi," kata Evani menjelaskan proses cupping.

Advertising
Advertising

Presiden mencium kopi Pogapa dari Papua, kopi Lembah Baliem yang memiliki aroma cokelat dan hezelnut, kopi Toraja, kopi Bali dengan aroma buah dan kopi robusta .

"Mau pilih robusta atau arabica? Semuanya bisa, tapi bagaimana kalau punya penyakit maag? Harus minum arabica karena walau asam, arabica kadar kafeinnya rendah, asam lambung naik karena kafein, robusta kafeinnya lebih tinggi dibanding arabica sehingga dapat meningkatkan asam lambung. Saya sarankan untuk meminum kopi Tojara dan kopi Papua yang keduanya ditanam di ketinggian di atas 1300 meter," jelas Evani.

Selanjutnya, kopi dalam cangkir-cangkir itu diseduh dengan air panas bersuhu 92-95 derajat Celsius agar cita rasanya keluar sempurna dan didiamkan selama empat menit agar teresktrak sempurna.

Sebelum proses mencicipi, ada prosedur yang harus lebih dulu dilakukan, yaitu memasukkan sendok ke air bersuhu sama dengan kopi lalu mendekatkan hidung ke cangkir serta mendorong ampas kopi menggunakan sendok lalu mengangkat ampas kopi dan memasukkan sendok yang digunakan ke air bersih.

Presiden dengan tekun mengikuti instruksi Evani.

"Step terakhir adalah seruput kopi dengan menarik menggunakan otot perut," kata Evani sambil memeragakan cara menyeruput kopi yang menimbulkan bunyi seperti orang mengorok.

Menurut Evani, teknik itu membuat indra penciuman serta indra pengecapan di lidah bekerja.

Hasilnya seorang barista dapat mengetahui apakah kopi tersebut juga berasa jeruk, nangka atau lainnya dan bukan hanya rasa asam dan pahit yang diperoleh dari lidah.

"Kopi Indonesia bisa beraneka ragam rasanya, di Italia bahkan 'Starbucks' hanya satu gerai saja, alangkah bagusnya bila Indonesia juga kopi dalam negeri yang unggul," ungkap Evani.

Jokowi mengatakan semakin banyak anak muda yang gemar kopi, semakin banyak pula pekerjaan yang tersedia. "Terserah apakah mau buka warung, Bobby (menantu Presiden) punya dua warung kopi kecil-kecil, dulu juga belajar dua hari jadi barista, bisa langsung buka. Peluangnya di Indonesia besar, di luar Indonesia juga besar sekali," katanya.

Presiden mengatakan kopi Indonesia masih tertinggal dari merek asing meski rasa dan harganya tidak kalah. "Saya coba, tidak usah saya sebutkan brand asingnya harganya Rp60 ribu tapi rasanya sama persis dengan Kopi Tuku yang harganya Rp18 ribu pilih mana? Ya itu saya tadi juga cerita di Tulungagung harga kopinya Rp4.000," ungkap Jokowi.

Saat melakukan kunjungan kerja ke Tulungagung, Jawa Timur, Jokowi mengaku mampir ke satu angkringan dan minum kopi di sana.

Pemilik angkringan itu menurut Presiden masih sangat muda dan harga kopinya pun sangat murah, hanya Rp4.000 saja.

"Ini apa? Saya tanya, ternyata kopi dicampur sama jagung. Kopi kan mahal, jagung murah dicampur, pintar juga ya? Bagaimana kalau kita buat di Jakarta yang gede itu brand-brand asing tutup semua, bagaimana?" Berani jual Rp4.000 di Jakarta? Katanya dia tergantung sewa warung berapa, tapi saya ngeri juga kalau buka di Jakarta, bisa-bisa brand lokal juga tutup, brand asing dan brand lokal tutup karena jualannya Rp4.000," kata Jokowi.

Ia pun berharap agar anak muda Indonesia ikut menjaga kualitas kopi yang disuguhkan. "Kalau kualitas bisa sama terus, dan kopi yang kita pilih mau Sumatera, Jawa, Maluku, kita miliki, pilih. Kalau sudah digarap bersama baru masuk ke pasar, saya kira pertumbuhan untuk warung-warung kopi," katanya.

Baca: Jokowi: Saya Bukan Pemimpin Diktator dan Tak Punya Luka Masa Lalu

"Konsumsi kopi di dunia naiknya tinggi sekali, seingat saya hampir 20 persen, artinya peluang terbuka lebar, dari barista, lalu punya warung kopi sendiri, lalu buka di negara lain," kata Jokowi, disambut tepuk tangan peserta kelas kopi lainnya

Berita terkait

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

58 menit lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

1 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

2 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

2 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

2 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

4 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

4 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Presiden Jokowi Resmi Meluncurkan Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Pendidikan Dokter Spesialis menjadi penting mengingat rasio dokter dibanding penduduk Indonesia sangat rendah, yakni 0,47 per 1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

6 jam lalu

Terkini: Pesan Jokowi ke Bos Apple dan Microsoft hingga Kisruh Penutupan Pabrik Sepatu Bata

Berita terkini ekonomi dan bisnis pada Selasa siang, 7 Mei 2024, dimulai dari pesan Presiden Jokowi saat bertemu dengan bos Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

6 jam lalu

Fenomena Pabrik Tutup sejak Awal Tahun, Jokowi: Mungkin Efisiensi, Kalah Bersaing..

"Karena mungkin efisiensi, karena kalah bersaing dengan barang-barang baru. Banyak hal," kata Jokowi soal fenomena pabrik tutup.

Baca Selengkapnya