TEMPO.CO, Jakarta - Brand Bateeq dikenal selalu membawa unsur tradisional batik ke busana modern untuk anak muda. Tapi ada yang berbeda pada koleksi Autumn/Winter tahun ini yang bertema Arung. Selain batik, brand yang hadir sejak 2012 ini juga menggunakan kain lurik untuk pertama kalinya.
Lurik merupakan tenun bermotif garis-garis yang dulu banyak digunakan di daerah Yogyakarta. Kain ini biasanya menawarkan warna-warna alam seperti hitam, cokelat, merah marun.
“Tradisi tidak selalu kelihatan kuno. Koleksi ini terinspirasi dari perdagangan pada zaman dahulu dan dibawa ke masa sekarang,” kata CEO Bateeq Michelle Tjokrosaputro.
Koleksi Arung dari Bateeq
Batik dan lurik dipadukan dalam busana bersiluet modern untuk anak muda. Selain kemeja, Bateeq menampilkan potongan rompi, bomber, dan outer oversized yang bisa dipadukan dengan berbagai busana.
Koleksi ini sebenarnya sudah pernah dipamerkan di London Fashion Week pada Februari 2019. Tapi, Bateeq kembali menampilkannya di salah satu rangkaian Fashion Nation Senayan City “The Gentlemen’s” pada Kamis, 21 Februari 2019.
Unsur modern juga terlihat pada pemilihan material yang kebanyakan berupa bahan t-shirt. Bahan ini dipilih untuk menyesuaikan karakter anak muda modern yang senang menggunakan pakaian nyaman dan terkesan sporty.
Batik yang digunakan adalah gabungan beberapa motif, dari sulur, sindhu, swarnadipa, yang terinspirasi dari alam. Pilihan warnanya diseuaikan dengan musim yang cenderung gelap, paduan biru tua dan hijau tua, nude, dan hitam.
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
13 hari lalu
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".