Ketika Para Pria Jepang Pakai Sepatu Hak Tinggi, Ini Kata Mereka

Reporter

Antara

Editor

Mila Novita

Senin, 3 Juni 2019 10:51 WIB

Ilustrasi sepatu hak tinggi atau high heels. REUTERS/Toru Hanai

TEMPO.CO, Jakarta - Wanita menggunakan sepatu hak tinggi atau high heels itu biasa, tapi kalau pria? Sepatu hak tinggi identik dengan wanita. Meski tidak nyaman, kadang-kadang wanita terpaksa mengenakannya. Para pria di Jepang mencoba merasakan pengalaman itu.

Baca juga: 3 Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Membeli Sepatu

Sekelompok pria memasukkan kaki mereka ke dalam sepatu hak tinggi, berjalan hilir mudik, sebagian terhuyung, ada juga yang berjalan dengan mantap. Sebagian perempuan menonton, memperhatikan reaksi mereka sambil bersimpati dengan satu sama lain yang merasakan siksaan mengenakan alas kaki tak nyaman berkedok fashion itu.

Mereka adalah partisipan dari acara baru-baru ini di Tokyo yang menggarisbawahi kesulitan yang dialami kaum hawa --keharusan memakai high heels di kantor-- sebuah perpanjangan dari gerakan online #KuToo.

Tagar #KuToo merujuk pada kata "sepatu" (kutsu) dan "nyeri" (kutsuu) dalam bahasa Jepang, serupa dengan gerakan #MeToo yang meningkatkan kesadaran mengenai pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan.

Dilansir Kyodo, Sabtu, 1 Juni 2019, penyelenggara acara dengan tagline "apakah mencari kerja dengan sepatu keds bisa diterima?" memberikan pria-pria stiletto dengan hak setinggi lima sentimeter, lalu meminta mereka berjalan dengan sepatu wanita itu. Pengalaman tersebut membuat kaum Adam dapat memahami ketidaknyamanan saat memakai sepatu hak tinggi.

Advertising
Advertising

"Saya akan merasa sangat kesal bila seseorang memintaku memakai ini," kata pembuat sepatu Jun Ito saat memakai sepasang hak tinggi warna hitam. Dia langsung mencopotnya setelah berpose untuk foto.

"Memakai hak tinggi membuatku merasa tidak stabil dan kakiku berkeringat," ujar dia.

Acara yang dibentuk oleh laman petisi Change.org mempertanyakan "keharusan memakai hak tinggi di tempat kerja dari berbagai sudut pandang yang juga menantang norma etika di Jepang.

"Kuharap akan tiba waktunya di mana perempuan tidak harus mengenakan hak tinggi di kantor. Kenapa kita harus melukai kaki sendiri saat bekerja padahal pria-pria diperbolehkan memakai sepatu hak datar?" Tanya Yumi Ishikawa (32), pencetus gerakan #KuToo.

Sang aktris dan penulis itu mencuitkan rasa frustrasinya tentang ketidakadilan soal memakai hak tinggi pada Januari lalu. Saat bekerja paruh waktu di rumah pemakaman, Ishikawa bekerja sebagai usher dan harus berdiri sepanjang hari, seringkali dia menyelesaikan pekerjaannya dengan kelingking berdarah.

Meski demikian, pekerja perempuan di kantornya diwajibkan memakai sepatu hitam dengan tumit tertutup tanpa tuli setinggi 5-7 cm.

Suatu hari, dia melihat kolega lelakinya mengenakan sepatu datar yang ringan. Merasa kesal, Ishikawa mencuitkan ketimpangan cara berpakaian itu, dan ia tak menyangka cuitan itu mendapat 67.000 likes dan hampir 30.000 retweet. Tergerak dengan respons tersebut, dia membuat tagar#KuToo.

"Orang cenderung merasa mereka tak boleh mengomel, tapi gerakan ini dimulai dari keluhan yang saya buat," ujar Ishikawa dalam acara tersebut. "Jika kamu merasa ada yang tidak benar, kupikir tak ada salahnya bicara soal hal itu."

Apa yang dimulai dari keluhan langsung jadi tren di platform dan mendapat banyak dukungan sehingga lahir petisi online yang mempertanyakan dress code berbasis gender, yang fokusnya pada perempuan dan hak tinggi. Petisinya melawan paksaan mengenakan hak tinggi di kantor kini sudah ditandatangani 18.700 orang.

"Aku menyadari itu masalah yang banyak mendapatkan simpati orang," katanya.

Sebagian pendukung dari kampanye itu mengatakan memaksa perempuan memakai hak tinggi di negara yang rentan gempa bumi bisa membahayakan nyawa.

Negara-negara di seluruh dunia juga telah menindak kebijakan tentang aturan berpakaian di tempat kerja dalam beberapa tahun terakhir.

Di Inggris, perusahaan jasa profesional PricewaterhouseCoopers menjadi sasaran cemoohan setelah resepsionis Nicola Thorp dipulangkan tanpa bayaran karena tidak mengenakan sepatu hak tinggi 5 hingga 10 cm pada Desember 2015.

Merasa tidak puas, Thorp memulai petisi online yang mengumpulkan lebih dari 150.000 tanda tangan, yang kemudian memicu perdebatan di parlemen.

Meskipun pemerintah Inggris menyimpulkan bahwa undang-undang yang ada memadai untuk melarang diskriminasi berbasis gender, mereka menerbitkan pedoman pada Mei 2018 berjudul "Kode pakaian dan diskriminasi jenis kelamin - apa yang perlu Anda ketahui," menguraikan bagaimana undang-undang tersebut dapat diterapkan di tempat kerja.

Pada Festival Film Cannes 2016 di Prancis, Julia Roberts dan banyak aktris lainnya membuat para fotografer kaget ketika mereka berjalan di atas karpet merah bertelanjang kaki atau memakai sepatu kets untuk menggarisbawahi dress code di acara itu. Protes mereka terdengar setelah sejumlah wanita dilarang memasuki pemutaran film karena tidak memakai sepatu hak tinggi tahun sebelumnya.

British Columbia di Kanada dan Filipina juga telah menghapus kewajiban memakai sepatu hak tinggi untuk, kata Shino Naito, wakil peneliti senior di Japan Institute for Labor Policy and Training.

Jepang memiliki undang-undang untuk melarang diskriminasi berbasis gender dalam fase pekerjaan tertentu seperti rekrutmen, promosi, pelatihan dan pembaruan kontrak, tetapi tidak ada referensi untuk aturan berpakaian, katanya.

"Jepang adalah masyarakat di mana orang sering ragu untuk berbicara. Tapi begitu satu orang berbicara, orang lain cenderung mengikuti," kata Naito di acara tersebut.

Ishikawa mengatakan wanita yang senang mengenakan sepatu hak tinggi, tentu saja, berhak untuk terus melakukannya, "dan bahkan pria yang ingin mengenakan sepatu hak tinggi juga diizinkan," katanya.

Dia dijadwalkan untuk mengajukan petisi online ke Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan pada Senin, bertepatan dengan dimulainya proses penyaringan untuk rekrutmen lulusan universitas baru, di mana banyak pelamar wanita mengenakan sepatu hak tinggi.

Baca juga: Ini Cara Mudah Membedakan Sepatu Original dan KW

Petisi itu menyerukan kepada pemerintah untuk memberi tahu perusahaan-perusahaan agar menghapus peraturan yang mewajibkan pamakaian hak tinggi.

ANTARA

Berita terkait

9 Rekomendasi Sepatu Sneakers Lokal, Apa yang Dipakai Jokowi dan Sandiaga Uno?

19 jam lalu

9 Rekomendasi Sepatu Sneakers Lokal, Apa yang Dipakai Jokowi dan Sandiaga Uno?

Sneakers lokal makin berkembang, termasuk yang dipakai Jokowi dan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Mengenal Sepatu Sneakers dan Karakteristiknya, Tidak Berat hingga Model Trendi

20 jam lalu

Mengenal Sepatu Sneakers dan Karakteristiknya, Tidak Berat hingga Model Trendi

Sneakers atau disebut sepatu kets adalah salah satu jenis sepatu yang bagian bawahnya terbuat dari sol fleksibel dari bahan karet atau bahan sintetis lain

Baca Selengkapnya

Mengenal Tomas Bata, Sang Raja Sepatu yang Mendirikan Pabrik Sepatu Bata di Indonesia

22 jam lalu

Mengenal Tomas Bata, Sang Raja Sepatu yang Mendirikan Pabrik Sepatu Bata di Indonesia

Sosok Tom Bata dikenal sebagai "Raja Sepatu" di negara asalnya.

Baca Selengkapnya

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

23 jam lalu

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

Bung Hatta sejak lama mengidamkan sepatu merek Bally. Namun, keinginannya tersebut tidak pernah terealisasi sampai ia meninggal.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

1 hari lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

2 hari lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

3 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

3 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya