Bocah Obesitas di Karawang, Simak Penyebab Obesitas Pada Anak

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 4 Juli 2019 08:43 WIB

SP, 7 tahun, penyandang obesitas dengan bobot mencapai 101 kg dibantu petugas medis dan orangtuanya mengukur tinggi badan sebelum pemeriksaan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, Rabu, 3 Juli 2019. Pihak rumah sakit masih menunggu keputusan hasil pemeriksaan dan observasi terhadap SP apakah akan tetap ditangani oleh RSUD Karawang atau dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung untuk menjalani penanganan lebih lanjut. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas tidak hanya menjadi masalah orang dewasa. Saat ini ada lagi anak berusia 7 tahun, SP, yang mengalami obesitas. Bocah asal Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Kabupaten Karawang, Jawa Barat sedang diobservasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat.

Baca: Anak Obesitas Lebih Berisiko Memiliki Masalah Mental

SP memiliki berat badan mencapai 101 kilogram. Menurut sang ayah, Sarli, SP adalah anak bungsunya dari tiga bersaudara. SP suka menutup diri dari teman-teman seusianya. SP terkesan tidak percaya diri karena bobot badannya tidak normal.

Sejak mengalami pertumbuhan tidak wajar hingga berat badannya mencapai 101 kilogram, SP belum pernah mendapat penanganan medis sebab mengalami masalah biaya. SP mengalami berat badan berlebih karena dalam sehari bisa makan sampai lima piring. Jika tidak dituruti, SP merengek dan marah-marah.

Obesitas seperti yang dialami SP disebabkan oleh ketidakseimbangan energi yang masuk dengan energi yang dipakai. Berikut adalah penyebab obesitas pada anak yang umumnya terjadi:

1. Genetik
Masyarakat umumnya percaya jika kegemukan menurun dalam keluarga, tetapi sebenarnya kontribusi faktor genetik dalam menyebabkan obesitas kecil, yaitu sekitar 5 persen.

Advertising
Advertising

2. Peranan Orang tua
Anak mempelajari perilaku makannya dengan mencontoh orang tua, termasuk dalam hal memilih makanan, jumlah makanan yang dimakan, dan kemauan untuk mencoba makanan baru. Berikut hasil penelitian menarik mengenai kebiasaan makan anak yang perlu Anda simak:

Ketersediaan makanan sehat di rumah yang diterapkan secara konsisten adalah kunci dalam membentuk kebiasaan makan anak yang baik, bahkan dapat mengatasi rasa tidak suka pada makanan tertentu.
Studi menunjukkan keluarga yang terbiasa duduk makan bersama akan mengonsumsi makanan yang lebih sehat.
Pergi makan di luar atau menonton sambil makan berhubungan dengan tingginya konsumsi makanan berlemak.

Cara orang tua menawarkan makanan berpengaruh terhadap persepsi anak. Persepsi yang positif terbentuk jika orangtua memberi kesempatan kepada anak untuk memilih makanannya sendiri dengan menyediakan porsi makanan sehat yang cukup. Pembatasan konsumsi makanan cepat saji yang dipaksakan malah meningkatkan keinginan anak untuk memakan junkfood.

3. Konsumsi Makanan Cepat Saji
Makanan cepat saji mengandung kalori tinggi, namun memiliki nilai gizi yang rendah. Gaya hidup masyarakat urban perlu diwaspadai, di mana seringkali kedua orangtua bekerja sehingga memiliki waktu lebih sedikit untuk mempersiapkan makanan bagi keluarga di rumah. Ditambah lagi kemudahan untuk membeli makanan cepat saji melalui layanan ojek daring

4. Konsumsi Minuman Tinggi Gula
Konsumsi minuman yang mengandung gula tinggi juga berkontribusi terhadap obesitas. Minuman golongan ini tidak hanya minuman bersoda, tetapi juga minuman kemasan, seperti jus buah, yogurt, bahkan susu. Perhatikan kadar gula di masing-masing kemasan minuman.

5. Porsi Makan
Studi menunjukkan porsi makan meningkat drastis dalam satu dekade terakhir. Konsumsi makanan dalam porsi besar--ditambah dengan sering ngemil makanan berkalori tinggi--menyebabkan total asupan kalori yang besar, sehingga dapat menyebabkan obesitas.

6. Kurang Aktivitas Fisik
Penggunaan teknologi sudah begitu luas. Kita dapat melihat anak dari usia sangat dini sudah menggunakan gawai canggih. Anda perlu waspada jika anak terlalu lama menggunakan gawai atau menonton televisi karena akan mengurangi waktu aktivitas fisiknya. Penelitian juga menunjukkan semakin lama seorang anak menonton televisi, semakin besar keinginannya untuk mengonsumsi makanan yang diiklankan.

Baca: Anak Obesitas Cenderung Alami Kesulitan Belajar di Sekolah?

Anak belajar melalui contoh yang ada di sekitarnya, terutama dari orangtua. Untuk mencegah obesitas pada anak, mereka perlu diajarkan pola makan yang baik serta aktif secara fisik. Peran orangtua dan keluarga begitu penting agar pola hidup sehat dapat diterapkan oleh setiap anggota keluarga di rumah.

ANTARA | SEHATQ.COM

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

2 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

3 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

6 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

8 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya