Kemarau Tiba, Waspadai Diare, Batuk dan Penyakit Ini

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Sabtu, 6 Juli 2019 18:15 WIB

Warga menggunakan masker untuk menghindari paparan asap kebakaran hutan dan lahan di Kota Dumai, Dumai, Riau, Jumat 15 Februari 2019. Otoritas kesehatan di Kota Dumai menyebutkan pada pekan ini sebanyak 215 kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), gangguan mata dan kulit pada pasien terjadi akibat terpapar kabut asap kebakaran hutan dan lahan yang dilaporkan oleh sejumlah pusat kesehatan masyarakat. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

TEMPO.CO, Jakarta - Ada sederet masalah kesehatan yang perlu Anda waspadai saat kemarau tiba. Tindakan pencegahan menjadi hal penting agar Anda tak perlu mengalami berbagai penyakit ini. Berikut ulasan singkatnya seperti dirangkum dari berbagai sumber:

Baca: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Dikonsumsi Pria Setiap Hari

1. Batuk
Seperti dilansir Healthline, batuk merupakan reaksi umum membersihkan mukus tenggorokan atau iritan yang masuk salah satunya melalui udara. Dokter spesialis anak dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Wahyuni Indawati pernah mengatakan, perubahan cuaca, debu, bulu binatang, kapuk dan makanan jadi pencetus batuk.

Pada kasus yang lebih serius, batuk bisa disebabkan infeksi virus influenza pada saluran pernapasan, asma dan penyakit refluks gastroesofagus, yang menyebabkan batuk menetap. Kondisi ini disebut akut jika berlangsung kurang dari tiga pekan dan berubah menjadi kronis bila terjadi lebih dari delapan pekan, bahkan dicurigai tanda kanker paru.

Perkuat daya tahan tubuh dan sebaiknya hindari faktor pencetus agar tak terkena batuk. Jika sudah terlanjur terkena batuk, jaga tubuh tetap terhidrasi, tinggikan posisi bantal saat tidur, berkumur menggunakan air hangat plus garam secara rutin untuk meredakan tenggorokan dan tambahkan madu atau jahe pada teh hangat untuk melancarkan saluran napas.

2. Influenza
Penyakit yang disebabkan virus influenza ini salah satunya bisa menular melalui udara dan bisa menyerang kapan saja termasuk saat kemarau. Memperkuat daya tahan tubuh, menerapkan perilaku hidup bersih sehat seperti mencuci tangan dan vaksinasi, menjadi cara mencegah terkena influenza. Influenza tak bisa dianggap sepele karena bisa memicu komplikasi seperti pneumonia dan serangan jantung.

Advertising
Advertising

3. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Paparan debu yang cenderung meningkat saat kemarau bisa menyebabkan saluran pernapasan mengalami penyempitan dan produksi lendir meningkat dan peradangan, kata dokter spesialis telinga hidung tenggorokan dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, Herlina Ida Haryaningsih.

Jika sudah begini, penderita akan sulit bernapas dan terjadilah infeksi saluran pernapasan, salah satunya ISPA. Sejumlah gejala ISPA yang bisa Anda waspadai antara lain, hidung tersumbat, paru-paru terasa terhambat, batuk, tenggorokan sakit, kerap merasa lelah dan tubuh sakit. ISPA rentan pada mereka yang daya tahan tubuhnya rendah. Konsumsi buah dan sayur bisa menjadi upaya memperkuat sistem imun.

Pencegahan ISPA juga bisa melalui penggunaan masker untuk mengurangi dampak terhisapnya debu dan menerapkan pola hidup bersih sehat (PHBS) seperti mencuci tangan, makan teratur dan mencuci makanan.

4. Dehidrasi
Ahli biologi dari George Washington University di Washington, DC, Randall Packer seperti dilansir LiveScience mengatakan cuaca menjadi salah satu yang menentukan berapa lama seseorang bertahan tanpa air. Menurut dia, di lingkungan yang sangat panas orang dewasa bisa kehilangan keringat 1-3,2 liter keringat dalam satu jam dan berisiko mengalami dehidrasi. Gejala dehidrasi antara lain kelelahan, kram kaki atau perut, sembelit, mulut kering, sakit kepala dan bingung.

Ahli kesehatan di Indonesia kebanyakan menyarankan setidaknya minum delapan gelas air putih untuk mencegah dehidrasi. Namun, ilmuwan nutrisi Dr Matthew Lantz Blaylock menyarankan orang-orang mengonsumsi air hingga 12 gelas per hari, karena iklim tropis di tanah air. Selain itu, kurangi minuman mengandung banyak gula karena bisa menyebabkan seseorang kehilangan lebih banyak cairan tubuh. Lalu, sebisa mungkin hindari konsumsi makanan panas dan pedas karena bisa menambah panas ke tubuh.

5. Diare
Diare bisa menjadi pertanda seseorang mengalami heat stroke dan kepanasan parah (heat exhaustion) akibat cuaca panas. Agar kondisi ini tak terjadi, gunakan tabir surya, jaga tubuh tetap terhidrasi, hindari minuman mengandung kafein karena bisa membuat Anda kehilangan lebih banyak cairan, seperti dilansir laman WebMD.

Baca: Kanker Prostat Bisa Diketahui 5 Tahun Lebih Cepat dengan Tes Ini

Jika Anda mengalaminya, carilah tempat yang lebih sejuk dan berdiam di sana beberapa saat. Lalu, minum banyak air untuk mengganti kehilangan garam tubuh. Sementara waktu hindari minuman mengandung kafein karena bisa memperburuk keadaan. Ahli kesehatan mengungkapkan, diare saat kemarau juga bisa terjadi karena debu mengandung bakteri, virus menyebar dan masuk pada sumber maupun wadah penampungan air, juga makanan. Sebaiknya tutup penampungan air dan makanan untuk mengurangi risiko terkena diare.

Berita terkait

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

28 menit lalu

Lonjakan Kasus Diare di Kecamatan Sutera, Diduga Air Tercemar Pasca Banjir

Sebanyak 202 orang di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan terjangkit penyakit diare. Lima balita meninggal karena dehidrasi parah saat diare.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

6 jam lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

4 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

4 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

4 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

8 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

12 hari lalu

BMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau

BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.

Baca Selengkapnya

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

13 hari lalu

Jakarta Diprediksi Kemarau Mulai Akhir April Ini, Bagaimana Daerah Lain?

Sebagian daerah di Pulau Jawa diprediksi akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2024

Baca Selengkapnya

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

13 hari lalu

Penelitian Tak Tuntas Sesar Gempa IKN dan Syarat TOEFL dari PT KAI di Top 3 Tekno

Selain soal sesar gempa di sekitar IKN dan syarat TOEFL untuk pelamar kerja di PT KAI, ada pula prediksi ketibaan musim kemarau di Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

14 hari lalu

Separuh Jawa Barat Kemarau Mulai Juni, Durasi Cuaca Kering di Indramayu Paling Panjang

Sebagian besar Jawa Barat baru akan memasuki kemarau pada pertengahan 2024. Durasi di beberapa wilayah lebih panjang.

Baca Selengkapnya