Masker Elektrik, Lebih Efektif Lindungi Diri dari Polusi Udara?

Reporter

Sehatq.com

Editor

Mitra Tarigan

Minggu, 15 September 2019 20:00 WIB

Masker elektrik dianggap lebih efektif dalam melindungi diri dari polusi udara/SehatQ

TEMPO.CO, Jakarta - Masker menjadi pilihan masyarakat yang cukup populer untuk menangkal partikel mikro jahat yang berterbangan akibat polusi udara. Akibatnya, bentuk masker polusi yang saat ini beredar pun beragam, salah satu tren terbaru adalah masker elektrik. Masker elektrik pada dasarnya memiliki fungsi yang sama dengan masker polusi pada umumnya, yakni menghalangi debu dan kotoran yang berada di udara untuk masuk ke saluran pernapasan Anda.

Hanya saja, masker elektrik memiliki kipas tipis di dalamnya. Kipas ini digerakkan dengan tenaga baterai berdaya 0,4 watt yang bisa diisi ulang dengan waktu charge 4-8 jam. Pada masker, kecepatan kipas ini bisa disesuaikan dengan tiga kecepatan yang bisa difungsikan hanya dengan satu tombol. Masker elektrik sudah banyak dijual di toko online dengan banderol mulai dari 300 ribuan. Namun, apakah masker elektrik benar-benar ampuh untuk menangkal polusi udara?

Dibanding masker polusi nonelektrik pada umumnya, masker elektrik ini memiliki beberapa karakteristik yang khas, misalnya:

1. Mampu menyaring debu halus
Berdasarkan deskripsi pada lapak penjual masker elektrik, masker polusi ini diklaim mampu menyaring Particulate Matter (PM) 2.5 hingga 99 persen. PM merujuk pada ukuran debu di udara yang dalam hal ini berukuran kurang dari 2,5 mikron.

Semakin sering seseorang terpapar debu halus dari PM 2.5 ini, maka semakin rentan ia terkena berbagai penyakit. Masalah kesehatan yang sering diakibatkan oleh PM 2.5 yang masuk ke saluran pernapasan adalah penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, hingga kematian.

Advertising
Advertising

2. Kipas angin yang menghilangkan rasa gerah
Sesuai namanya sebagai masker elektrik, spesifikasi khusus pada masker ini ialah adanya kipas angin tipis yang diklaim mampu membuat Anda nyaman. Fungsi ini berbeda dengan masker polusi pada umumnya yang kerap menimbulkan perasaan tercekik, pengap, serta gerah di sekitar area yang ditutupi oleh masker.

3. Ringan, tetapi tahan angin
Meski dilengkapi dengan baterai dan kipas, produsen masker elektrik ini mengklaim produknya tergolong ringan, hanya memiliki berat 50,5 gram. Masker elektrik ini juga disebut tahan angin sehingga cocok digunakan ketika Anda mengendarai sepeda motor atau bersepeda.

4. Desain yang unik
Struktur tiga dimensi dan penampilan yang kompak membuat Anda terlihat stylish meski sedang memakai masker. Anda pun bisa memakai masker ini mulai dari saat berolahraga hingga bepergian.

Seperti dilansir SehatQ, masker elektrik ini seharusnya efektif menangkal partikel yang berada di udara yang terkena polusi. Pasalnya, mereka mengklaim bisa menyaring partikel debu halus hingga yang berukuran kurang dari 2,5 mikron (PM2.5). Pada dasarnya semua masker polusi yang mampu menyaring debu hingga di atas 95 persen merupakan masker yang bagus. Meskipun demikian, klaim atas keunggulan masker elektrik ini masih perlu dibuktikan secara ilmiah.

Selain itu, terdapat kekeliruan di dalam masyarakat mengenai masker polusi itu sendiri. Masyarakat kerap menganggap semakin canggih spesifikasi masker, semakin mahal harganya, maka semakin efektif masker tersebut dalam menangkal polusi. Padahal, bentuk dan ukuran wajah Anda juga sangat menentukan kesuksesan sebuah masker dalam menyaring debu polusi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Occupational & Environmental Medicine, ukuran dan bentuk wajah serta pergerakan seseorang (termasuk saat berbicara) bisa menyebabkan masker tidak melekat rapat pada wajah sehingga menurunkan fungsi masker polusi hingga 68 persen.

Untuk itu, Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor ketika memilih masker yang baik. Setidaknya, terdapat empat hal yang harus Anda perhatikan, yaitu:

1. Pilih masker yang setidaknya memiliki level N95 (mampu menyaring 95 persen partikel debu di udara).
2. Pastikan masker yang Anda beli sesuai dengan kontur wajah Anda.
3. Pastikan masker tetap bisa membuat Anda bernapas dengan baik, bukan malah membuat pengap atau sesak napas.
4. Pastikan masker bisa menyaring partikel debu halus, misalnya PM2.5.
5. Jika Anda sudah membeli masker elektrik yang tengah nge-trend itu, pastikan masker pas ketika dipakai di wajah Anda. Jika Anda mulai mengeluhkan gejala penyakit pernapasan tertentu meski sudah memakai masker polusi, konsultasikan dengan dokter.

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

6 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

9 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya