Pentingnya Pengobatan Dini bagi Pasien Kanker Payudara

Reporter

Antara

Rabu, 30 Oktober 2019 05:31 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara jenis Human Epidermal Growth Factor Receptor Dua atau HER2-positif merupakan salah satu jenis kanker yang pertumbuhan dan penyebaran sel kankernya lebih agresif dibandingkan jenis kanker payudara lain. Ahli onkologi radiasi Dr. Denny Handono Kirana menekankan pengobatan dini, terutama dengan obat trastuzumab, terhadap penyintas kanker payudara jenis HER2 - positif, akan menghasilkan angka harapan hidup yang lebih baik bagi pasien.

"Pemberian trastuzumab tentu lebih bajk diberikan lebih dini. Pemberiannya harus benar, harus efektif dari awal. Jika terlambat maka sepanjang perjalanannya penyintas kanker payudara akan mengalami kualitas hidup yang terganggu," katanya.

"Kalau dia makin banyak positifnya, artinya sel kankernya makin agresif, cepat membelah diri, ganas," tambahnya.

Sementara itu, trastuzumab merupakan antibodi monoklonal yang dirancang untuk menyasar dan memblokir protein HER2 yang berpotensi menjadi kanker jika jumlahnya berlebihan.

Trastuzumab adalah obat yang sudah diakui secara klinis dan dinyatakan sebagai salah satu obat yang harganya lebih terjangkau. Cara kerjanya adalah dengan mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dan menekan sinyal pertumbuhan HER2 dan menghancurkan tumor. Semakin besar nilai positif pada sel kanker HER2, maka sel kanker tersebut akan semakin responsif terhadap pemberian obat trastuzumab.

Advertising
Advertising

"Banyak obat lain, seperti lapatinid dan obat-obatan lain yang sebenarnya harganya mahal dan efektivitasnya tidak berbeda secara signifikan. Jadi trastuzumab itu sudah yang paling efektif," ujarnya.

Denny menyatakan bahwa obat trastuzumab tersebut sebenarnya hanya salah satu cara untuk menyembuhkan kanker payudara. Pengobatan utama kanker, terutama untuk kanker payudara, adalah dengan pembedahan untuk pengangkatan.

"Setelah diangkat baru ditambah dengan pengobatan, yang pertama ada trastuzumab. Untuk HER2 - positif ada juga pemberian radiasi dan kemoterapi, tujuannya untuk mengurangi risiko kekambuhan," katanya.

Ia menekankan pemberian trastuzumab lebih dini setelah pasien didiagnosa terkena kanker payudara HER2 - positif, maka hal itu akan menunda dan mengecilkan risiko kambuh.

"Jadi semakin dini, risiko relaps semakin kecil," lanjutnya.

Pada pasien kanker payudara HER2 - positif yang tidak mendapat pengobatan trastuzumab lebih awal, maka radiasi harus dilakukan lebih agresif untuk menutup kekambuhan. Sebaliknya, jika obat tersebut diberikan lebih awal, maka kadar HER2 - positifnya menjadi lebih terkontrol.

"Jadi treatment radiasi jauh lebih mudah. Artinya, pasiennya pun bisa lebih tidak kambuh dibanding yang enggak dapat trastuzumab," katanya.

Berita terkait

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

4 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

6 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

8 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

9 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

11 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

14 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

15 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

16 hari lalu

Memahami Penyembuhan Kanker Darah dengan Sel Punca

Dokter menjelaskan metode penyembuhan kanker darah dengan melakukan transplantasi sel punca atau stem cell. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

16 hari lalu

Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?

Baca Selengkapnya

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

18 hari lalu

Hati-hati, Asap Rokok Tingkatkan Risiko Kanker Paru hingga 20 Kali Lipat

Hati-hati, asap rokok dapat meningkatkan 20 kali risiko utama kanker paru, baik pada perokok aktif maupun pasif. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya