Virus Corona Bersifat Gawat Darurat, tapi Jangan Terlalu Khawatir

Rabu, 5 Februari 2020 11:15 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pada 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa wabah virus corona Cina sebagai darurat kesehatan global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). PHEIC artinya peristiwa luar biasa yang menjadi risiko kesehatan publik bagi negara lain melalui penyebaran penyakit internasional, serta memerlukan respons internasional yang terkoordinasi. Selain virus corona Wuhan, deklarasi PHEIC juga pernah digunakan lima kali pada saat flu babi (2009), polio (2014), Ebola (2014), virus Zika (2016), dan Ebola (2019).

Beberapa orang menganggap pelabelan WHO pada virus corona ini sangat menyeramkan. Tidak sedikit pula masyarakat yang semakin merasa khawatir dengan wabah virus corona.

Meski demikian, Dokter spesialis paru di Rumah Sakit Universitas Indonesia Raden Rara Diah Handayani mengatakan bahwa masyarakat tak perlu takut dengan status tersebut. Ia menjelaskan, label tersebut muncul karena dua hal yakni penyebaran kasus dan risiko penyebaran.

Mengenai penyebaran kasus, Diah mengatakan bahwa memang virus corona yang awalnya berasal dari kota Wuhan, Cina sudah menyebar ke berbagai negara. “Bukan Asia saja tapi sampai ke Eropa. Itulah kenapa diberi status gawat darurat karena sudah menjadi masalah global,” katanya dalam media briefing di Jakarta pada 4 Februari 2020.

Untuk risiko penyebaran, telah terbukti bahwa ini bisa dilakukan antar kontak manusia. Kontak erat juga sangat mudah meningkatkan transmisi lajunya penyakit. Bahkan jika satu orang positif novel coronavirus (nCov), maka ia bisa menyebarkan virus serupa ke dua orang sekaligus. “Kita bisa lihat satu minggu lalu kasusnya hanya dua ribu tapi sekarang sudah 20 ribu,” katanya.

Advertising
Advertising

Namun yang perlu digarisbawahi, meski telah menyebar ke berbagai negara dan risiko penyebarannya lewat kontak erat sangat tinggi, risiko kematian sangat rendah. Dalam artian, per 20 ribu kasus, hanya 400 orang yang meninggal atau setara dengan 2 persen saja. “Coba dibandingkan dengan flu burung. Dulu kalau empat positif flu burung, tiga pasti meninggal dan satu sembuh,” katanya.

Terlebih, Diah mengatakan bahwa virus corona bukanlah penyebab utama kematian. Melainkan, orang-orang yang dinyatakan meninggal itu memang memiliki riwayat penyakit lain. “Misalnya dia sudah diabetes atau kanker, risiko meninggalnya lebih tinggi karena imunitas tubuhnya kurang baik,” katanya.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

56 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

57 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Sakit Saat Liburan di Yogya, Ini Titik Posko Kesehatan Khusus Terdekat Bagi Wisatawan

31 Desember 2023

Sakit Saat Liburan di Yogya, Ini Titik Posko Kesehatan Khusus Terdekat Bagi Wisatawan

Setidaknya ada tiga titik posko kesehatan yang dioperasikan sejak 24 Desember hingga 1 Januari 2024 itu.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kapan Kondisi Anak Disebut Gawat Darurat dan Perlu Penanganan Khusus?

12 Desember 2023

Kapan Kondisi Anak Disebut Gawat Darurat dan Perlu Penanganan Khusus?

Anak bisa mengalami kondisi gawat darurat ketika berada di rumah dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Kondisi apa saja?

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya