3 Bulan Belajar dari Rumah, Zenius Bantu Siswa Apresiasi Guru

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Kamis, 11 Juni 2020 21:14 WIB

Seorang murid mengikuti pelajaran bersama murid-murid lainnya secara daring memanfaatkan Aplikasi Zoom di sebuah rumah di El Masnou, Barcelona sebelah utara, Spanyol, 2 April 2020. Seperti di banyak lokasi di banyak negara lainnya, pembelajaran seperti itu dipilih selama wabah virus corona COVID-19. (ANTARA/ REUTERS/ Albert Gea/TM)

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi corona membuat banyak proses belajar-mengajar tatap muka di ruang kelas diubah menjadi pembelajaran jarak jauh alias belajar dari rumah. Belajar dengan memanfaatkan internet, menciptakan banyak cerita dan pengalaman baru bagi para siswa yang saat ini telah menjalaninya selama tiga bulan terakhir. Dari berbagai penjuru Indonesia, Zenius mendapati banyak siswa ternyata merindukan interaksi langsung dengan gurunya. Interaksi lewat layar telepon pintar atau komputer ternyata membuat para siswa ini menyadari bahwa kehadiran guru dalam hidup mereka ternyata lebih dari sekedar pengajar materi saja.

Memahami bahwa jauh di atas kecanggihan teknologi, kehadiran guru sebagai panutan dan pembimbing karakter tidaklah dapat digantikan, Zenius mengajak para siswa bercerita mengenai inovasi dan dedikasi guru yang memberikan inspirasi dan semangat bagi mereka selama masa pembelajaran jarak jauh ini, melalui digital campaign #THRUntukGuru.

Amanda Witdarmono, Chief of Teachers Initiatives Zenius Education, mengatakan timnya melihat bahwa selama masa pembelajaran jarak jauh ini, peran para guru tetap menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Di saat mereka tidak dapat bertatap muka dengan para siswanya, guru dituntut untuk memberikan inovasi dan berdedikasi untuk tetap memberikan atensi yang penuh kepada siswanya meski dengan cara komunikasi yang berbeda. "Kami mengadakan kontes ini dengan misi untuk memperlihatkan dan menyebarkan awareness terhadap inovasi dan dedikasi yang diberikan para guru di masa yang sulit ini, dari sudut pandang siswa mereka,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 10 Juni 2020.

Salah satu cerita yang paling menarik, yang juga merupakan pemenang dari kontes yang berbasis pada media sosial ini datang dari Izzan Faruqy Azzahir, siswa kelas satu SMA/MA di Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut, Jawa Barat. Izzan membagikan kisah dari salah satu gurunya yang telah ia anggap sebagai sosok 'orang tua pengganti' selama tinggal di Pesantren. Melalui postingannya di Instagram, Izzan bercerita mengenai sosok Nia Kurniawati, yang biasa dipanggil Ibu Nia, guru mata pelajaran Kimia di SMA/MA Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut.

Izzan mengatakan sepanjang masa pandemi, Izzam merasa sulit untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sistem belajar virtual, dia menilai, jauh dari kata efektif. Ia pernah ingin protes tentang sistem belajar jarak jauh itu, tetapi hal itu seolah terkubur ketika mendengar cerita Ibu Nia. Izzan yakin Ibu Nia tidak akan pernah menyangka pembelajaran akan dilaksanakan secara daring. Mau tidak mau kondisi itu tetap membuat Ibu Nia harus beradaptasi. "Banyak kendala yang terjadi ketika beliau melangsungkan pembelajaran, mulai dari koneksi internet yang tidak stabil, candaan siswa ketika pembelajaran berlangsung dan koneksi hati yang terbatasi. Tetapi, beliau kerjakan semua itu tanpa keluh kesah, dan tetap bertekad bulat untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan maksimal,” ujar Izzan.

Advertising
Advertising

Bagi Izzan, sosok guru seperti Ibu Nia memberikan pengajaran yang baik baginya dan teman-temannya dengan memberi contoh. Kesabaran dan perhatian yang Ibu Nia tunjukkan baik pada masa sebelum PSBB maupun selama proses pembelajaran jarak jauh, menarik kesadaran dari dirinya untuk lebih mau terlibat dalam proses belajar itu sendiri. “Ibu Nia telah menjadi sosok ‘Ibu’ bagi saya dan teman-teman, sebagai tempat berkeluh kesah, tidak hanya mengenai pelajaran tapi juga untuk masalah yang saya hadapi di sekolah,” ujarnya.

Kegiatan #THRUntukGuru/Zenius

Nia Kurniawati telah mengajar sejak tahun 2012, bahkan saat masih berkuliah di tahun pertama Jurusan Pendidikan Kimia di UIN Bandung. Ia mengakui, bahwa sebelum memilih kampus, hatinya sudah mantap untuk menjadi guru. Ketika pandemi ini datang, sistem belajar-mengajar pun ikut berubah secara mendadak. Nia mengatakan pada awalnya ia mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan cara belajar mengajar secara jarak jauh itu. "Terlebih, saya memiliki kurang lebih 70 siswa yang harus saya ajar setiap harinya dan saya harus membagi waktu juga untuk mengawasi anak saya yang masih balita di rumah. Karena itu terkadang saya baru bisa live streaming jam 8 atau jam 9 malam,” kata Ibu Nia.

Inovasi dan adaptasi menjadi kunci baginya agar dapat membangkitkan semangat dan gairah belajar anak didiknya. “Agar belajar tidak melulu menjelaskan teori dan membuat para siswa bosan, saya sebagai guru kimia berinisiatif untuk menjalankan salah satu materi praktikum berupa tutorial membuat hand sanitizer. Respon para siswa lumayan baik dan mereka sangat antusias mengikuti praktikum saya,” kata Ibu Nia.

Berbagai platform untuk mengajar dari rumah telah dicoba oleh Ibu Nia. Secara mandiri, ia mencari tahu bagaimana cara menggunakannya. Bukan hanya itu, Ia lalu memanfaatkan media chat group untuk memberikan tugas, dan meminta anak didiknya mengerjakan dengan tulisan tangan agar tidak ada aksi saling mencontek. Selain itu, untuk menjaga semangat para siswanya, Ibu Nia juga membuat jadwal tersendiri untuk menanyakan kabar anak didiknya secara personal.

Izzan berharap, dengan mengikuti kontes #THRUntukGuru dari Zenius, Ia dapat memberikan apresiasi atas perhatian yang Ibu Nia telah berikan baginya dan teman-temannya. Di satu sisi, inovasi dan keinginan belajar yang ditunjukkan oleh gurunya ini, membuat Ia justru bangga dan terinspirasi agar tidak mengeluh menjalani pembelajaran jarak jauh. “Saya bangga memiliki guru seperti Ibu Nia dan seluruh guru di penjuru nusantara yang berjuang di garda terdepan untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.” tambah Izzan.

Kontes yang berbasis pada media sosial ini mengundang para siswa untuk turut berpartisipasi dan menceritakan pengalaman mereka berkomunikasi dan belajar dengan para guru mereka di saat pembelajaran jarak jauh. Peserta dapat berbagi cerita melalui postingan foto dan teks di akun sosial media pilihan mereka (Instagram, Twitter, atau Facebook) yang dimulai dengan tagar #ZeniusIniGuruku dan diakhiri oleh #THRuntukGuru. Cerita yang dicari adalah bagaimana guru mereka telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dengan memprioritaskan para siswa mereka sembari memberikan kebutuhan siswa selama periode belajar jarak jauh.

Kontes ini telah diadakan mulai dari tanggal 14 Mei hingga 25 Mei 2020 dengan 104 cerita telah masuk dari seluruh siswa di berbagai penjuru nusantara. Guru dari tiga cerita paling inspiratif ini, masing-masing mendapatkan uang tunai sebesar 5 juta rupiah dan bagi siswa pengirim cerita mendapatkan uang tunai senilai 1,5 juta, 1 juta, dan 500 ribu rupiah beserta merchandise dari Zenius.

Berita terkait

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

11 hari lalu

4 Prodi dengan Kuota Terbesar di PPG Prajabatan 2024

Apa saja prodi dengan kuota terbesar di PPG Prajabatan?

Baca Selengkapnya

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

29 hari lalu

Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

34 hari lalu

Top 3 Tekno: Laptop Huawei Matebook D14, Guru Bicara Ekskul Pramuka

Selain spesifikasi laptop Huawei Matebook D14 terbaru dan 5 catatan para guru atas polemik ekskul Pramuka, ada juga soal ledakan amunisi kedaluwarsa.

Baca Selengkapnya

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

41 hari lalu

Samsung Tingkatkan Kompetensi Digital Guru dan Dosen melalui Samsung Innovation Campus

Samsung menggelar program Teachers Training bagi guru dan dosen dalam program Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 5 2023/2024.

Baca Selengkapnya

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

53 hari lalu

Seleksi ASN 2024, Kemendikbudristek Buka Formasi 419.146 Guru PPPK

Seleksi PPPK tersebut diperuntukkan untuk guru di sekolah negeri.

Baca Selengkapnya

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

4 Maret 2024

Mau Dijadikan Sumber Pembiayaan Makan Siang Gratis, Apa Fungsi Utama Dana BOS?

Perhimpunan Pendidikan dan Guru menolak jika makan siang gratis menggunakan dana BOS

Baca Selengkapnya

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

4 Maret 2024

Beda Respons PGRI Soal Makan Siang Gratis Pakai Dana Bos: yang Penting Ada Uangnya

PGRI menilai, tidak ada yang perlu dipersoalkan mengenai pembiayaan program makan siang dan susu gratis yang menggunakan dana BOS.

Baca Selengkapnya

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

4 Maret 2024

Marak Kasus Bullying, Jokowi kepada Guru: Jangan Sampai Ada Siswa Ketakutan di Sekolah

Presiden Joko Widodo menunjukkan perhatiannya atas perundungan (bullying) yang terjadi di sekolah-sekolah.

Baca Selengkapnya

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

4 Maret 2024

Respons Program Makan Siang Gratis, FSGI Singgung Teori Shang Yang, Apa Maksudnya?

FSGI merespons program makan siang gratis dengan menyinggung teori Shang Yang. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

4 Maret 2024

Reaksi Para Guru Soal Makan Siang Gratis akan Gunakan Dana BOS

Menurut FSGI, penggunaan dana Bos untuk makan siang gratis menunjukkan pemerintah gagal memahami tujuan kebijakan itu.

Baca Selengkapnya