Khofifah: Jangan Sertakan Susu Kental Manis Dalam Bantuan Sosial untuk Bayi

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 11 Agustus 2020 22:46 WIB

Susu kental manis. Finecooking.com

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyarankan agar masyarakat tidak menyertakan susu kental manis bagi bayi dalam bantuan sosial. Susu kental manis dianggap mempengaruhi kebutuhan gizi anak. “Selama masa pandemi ini, di dalam bantuan sosial pastikan tidak ada produk-produk yang tidak mendukung kebutuhan gizi anak, seperti susu kental manis,” ujarnya di sela menjadi pembicara pada webinar nasional Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama PP Muslimat NU, Selasa 11 Agustus 2020.

Menurut dia, produk yang diberikan ke masyarakat harus memiliki gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan protein keluarga, salah satunya telur. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama tersebut juga mengakui masih tingginya angka stunting atau kekerdilan di Jawa Timur.

Data dari Pemprov Jatim berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting Jatim saat ini tidak terpaut jauh dari angka nasional, yaitu mencapai 26,91 persen dengan risiko stunting tertinggi di Kabupaten Probolinggo, Trenggalek, Jember, Bondowoso, dan Pacitan.

Menurut dia, ini menjadi pekerjaan rumah bersama, mengingat di dalam peta jalan penurunan stunting, pada 2024 harapannya bisa di bawah 25 persen. Sementara itu, dokter spesialis anak, Ranti Astria Hannah, sebagai perwakilan ibu milenial dalam kesempatan itu mengingatkan para ibu agar tidak memberikan susu kental manis untuk bayi dan sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI).

Ia menjelaskan bayi memiliki preferensi rasa manis dan juga asin. "Jadi, bila sudah diberikan makanan dengan gula berlebihan sejak dini, semakin besar akan menyukai rasa lebih manis lagi, sehingga seiring bertambah besar semakin tinggi gula yang dikonsumsi," katanya.

Advertising
Advertising

Kendati sejak 2018 Badan Pengawas Obat dan Makanan telah melarang penggunaan kental manis untuk anak serta mengatur tentang label dan promosinya melalui PerBPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan, masih banyak masyarakat tidak terinformasi mengenai hal tersebut. "Maka, tidak heran masih ditemukan balita-balita dengan gizi buruk yang juga mengonsumsi kental manis," katanya.

Pada kesempatan itu, Ketua VII PP Muslimat NU Erna Soefihara mengatakan kurangnya pengetahuan dan tingkat ekonomi menjadi alasan anak-anak diberikan kental manis. "Seperti kejadian yang kami temukan saat turun ke masyarakat, anak dari umur 2 bulan dikasih susu kental manis dan menjadi ketergantungan," katanya.

Berita terkait

Cerita Khofifah Kalah 2 Kali di Pilgub Jatim, Sebut Tak Pernah Usik Rival

7 jam lalu

Cerita Khofifah Kalah 2 Kali di Pilgub Jatim, Sebut Tak Pernah Usik Rival

Khofifah Indar Parawansa bercerita saat dirinya kalah dua kali di Pilgub Jatim. Meskipun kalah, dia mengaku tak pernah mengusik kemenangan rival politiknya.

Baca Selengkapnya

PAN Usung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau Saja

12 jam lalu

PAN Usung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau Saja

Ketum PAN Zulkifli Hasan menegaskan dukungannya untuk Khofifah Indar Parawansa di gelaran Pilgub Jatim 2024.

Baca Selengkapnya

Pengamat Politik Unair Menilai PKB Kikuk di Pilkada Jatim 2024 karena Belum Punya Calon Kuat Hadapi Khofifah

1 hari lalu

Pengamat Politik Unair Menilai PKB Kikuk di Pilkada Jatim 2024 karena Belum Punya Calon Kuat Hadapi Khofifah

PKB dinilai belum memiliki calon kandidat gubernur yang sepadan untuk bertarung dengan gubernur inkumben Khofifah Indar Parawansa.

Baca Selengkapnya

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

1 hari lalu

Alasan PAN Belum Beri Rekomendasi Emil Dardak Maju dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur

PAN belum memberikan rekomendasi kepada Emil Dardak karena Demokrat belum melakukan komunikasi politik dengan mereka.

Baca Selengkapnya

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

2 hari lalu

Menteri Risma Ogah Hadiri Undangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Pembahasan DTKS tidak perlu dilakukan di tempat mewah. Pembahasan bisa dilakukan di mana saja. Sebab, Risma menilai, hasil rapat lebih penting.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma Sebut Pengusulan Data Penerima Bansos Kini Harus Melalui Musyawarah Desa

2 hari lalu

Mensos Risma Sebut Pengusulan Data Penerima Bansos Kini Harus Melalui Musyawarah Desa

Risma mengaku usulan mekanisme bansos ini usai mendengar kabar pengusulan bantuan sosial diputuskan oleh satu orang

Baca Selengkapnya

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

2 hari lalu

Didukung Banyak Parpol, Khofifah Disebut Punya Potensi Menang Lagi di Pilkada Jatim

Ujang menyebut belum ada figur yang berani muncul lantaran Khofifah memiliki elektabilitas baik di Jatim dan didukung oleh partai pemenang pilpres.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Belum Ada Penantang yang Sebanding dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024

2 hari lalu

Pengamat Nilai Belum Ada Penantang yang Sebanding dengan Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024

Pengamat menyebut posisi Khofifah Indar Parawansa sebagai kandidat di Pilkada Jawa Timur terlalu kuat.

Baca Selengkapnya

Disebut Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jatim, Awiek: Saya Kembalikan ke Partai

2 hari lalu

Disebut Punya Peluang Jadi Lawan Khofifah di Pilkada Jatim, Awiek: Saya Kembalikan ke Partai

Politikus PPP Achmad Baidowi mengapresiasi pendapat yang menyebut dirinya layak maju di Pilkada Jawa Timur menjadi pesaing Khofifah.

Baca Selengkapnya

Pilkada Jawa Timur, Figur Khofifah Menguat di Internal PDIP

2 hari lalu

Pilkada Jawa Timur, Figur Khofifah Menguat di Internal PDIP

PDIP masih melakukan penjaringan calon yang akan diusung dalam Pemilihan Kepada Daerah atau Pilkada Jawa Timur 2024.

Baca Selengkapnya