Orang Tua Butuh Dukungan Psikososial Saat Dampingi Anak Belajar

Reporter

Antara

Editor

Mitra Tarigan

Selasa, 15 September 2020 22:25 WIB

Siswa kelas XII bersama orang tua siswa saat pertemuan melalui aplikasi zoom dengan wali kelas menjelang di mulainya Tahun Ajaran Baru 2020/2021 SMA di Jakarta, Ahad, 12 Juli 2020. Meski demikian, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta belum akan mengizinkan kegiatan belajar mengajar (KBM) digelar secara tatap muka di sekolah. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Tim Pendidikan Wahana Visi Indonesia (WVI) Mega Indrawati mengatakan orang tua atau pengasuh memerlukan dukungan psikososial untuk mendampingi anak belajar di rumah selama penerapan pembelajaran jarak jauh.

"Orang tua dan anak sama-sama terisolasi dan beraktivitas dalam kondisi yang tidak ideal. Tidak semua orang tua memiliki kapasitas mengajar materi pelajaran," kata Mega melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa 15 September 2020.

Mega mengatakan tidak semua orang tua atau pengasuh siap menggantikan tanggung jawab guru untuk mendukung anak-anak saat harus belajar di rumah. Masalahnya selain mereka harus mengajari anak, para orang tua pun diminta tetap bekerja.

Orang tua atau pengasuh yang memiliki tingkat pendidikan formal rendah memiliki kesulitan lebih besar untuk mendukung anak-anak belajar di rumah. "Tidak hanya menimbulkan tekanan pada anak, tidak semua orang tua memiliki waktu dan kesabaran yang cukup selama proses belajar bersama anak," kata Mega.

Akibatnya beberapa anak akhirnya mengalami kekerasan oleh orang tua atau pengasuhnya di rumah, baik kekerasan verbal maupun kekerasan fisik.

Advertising
Advertising

Karena itu, Mega menyarankan sekolah dan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki perhatian dan program khusus untuk mendukung orang tua, tidak hanya untuk kepentingan akademis, tetapi juga memberikan dukungan psikososial. "Orang tua yang memiliki kondisi psikososial yang baik, akan dapat menjalankan peran mendampingi anak dengan baik," katanya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat menyebarkan pesan 'mendidik/mengasuh anak tanpa kekerasan' melalui saluran-saluran belajar jarak jauh dan berbagai media; baik cetak, elektronik maupun media sosial.

Kaji Cepat WVI mengenai Dampak Pandemi COVID-19 pada Anak dan Rumah Tangga di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal menemukan 62 persen rumah tangga mengaku dapat menangani situasi dalam kendali penuh, sementara 28,7 persen hanya bisa menangani sebagian.

Pengasuh perempuan menunjukkan kapasitas yang lebih baik dalam menangani situasi menggunakan pengasuhan yang positif, yaitu sebanyak 64 persen, dibandingkan dengan pengasuh laki-laki yang hanya 55 persen.

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

7 jam lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

2 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

3 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya