Apa Beda Physical Distancing dengan Social Distancing?

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Sabtu, 3 Oktober 2020 15:37 WIB

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Pada awal pandemi Covid-19 merebak di bulan Maret lalu, kita sering mendengar istilah social distancing atau menjaga jarak sosial. Seiring waktu istilah itu 'memudar' dan kita kerap mendengar physical distancing atau menjaga jarak fisik. Apa perbedaan dua istilah itu?

Mengutip situs IFL Science, physical distancing sama dengan membatasi jarak fisik atau #jagajarak antara individu yang satu dengan individu lain. Artinya, setiap orang tetap boleh bersosialisasi, berkomunikasi satu dengan lainnya asalkan tetap menjaga jarak yang disarankan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control (CDC) Amerika Serikat menyarankan physical distancing antar-individu sejauh 1,82 meter. Dengan begitu, maka setiap orang mesti #jagajarakhindarikerumunan, seperti nonton konser atau pertandingan di stadion, nonton film di bioskop.

Physical distancing juga membuat kita tak lagi berjabat tangan atau cium pipi kanan dan kiri ketika berjumpa dengan orang lain. Kebiasaan itu bisa diganti dengan sapaan, menangkupkan kedua tangan sambil mengucapkan salam, atau tos dengan siku tangan, dan gerakan lain yang pada intinya mencegah transfer bakteri dan virus.

Lantas apa makna social distancing? Profesor psikologi di Universitas Stanford, Jamil Zaki, mengatakan saat pandem Covid-19 ini, social distancing tidak tepat digunakan karena merujuk pada kesehatan mental masayarakat. "Lebih cocok kita melakukan physical distancing," katanya.

Advertising
Advertising

Musababnya, Jamil Zaki menjelaskan, social distancing justru dapat meningkatkan level stress pada manusia. Sebab dalam social distancing, seseorang tidak bisa berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain. Sementara kesehatan mental adalah unsur yang juga penting dalam menunjang kesehatan fisik, terutama di masa pandemi Covid-19.

Dengan begitu, dia melanjutkan, setiap orang tetap bisa terhubung satu sama lain melalui komunikasi virtual atau aktual dengan syarat tetap menjaga jarak satu sama lain. Dan tentu saja harus #pakaimasker dan rajin #cucitanganpakaisabun.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

*Ini adalah konten kerja sama Tempo.co dengan Satgas Covid-19 demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tegakkan protokol kesehatan dengan #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan.

Berita terkait

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

1 hari lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

2 hari lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

3 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

5 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

6 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

7 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

14 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

14 hari lalu

Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial

Baca Selengkapnya

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

15 hari lalu

Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

18 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya