Alasan Mengapa Remaja Sering Galau

Kamis, 15 Oktober 2020 07:45 WIB

Ilustrasi remaja (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Perkembangan sosial remaja merupakan salah satu tahapan rentan dalam hidup seseorang. Banyak dari mereka melalui masa galau ketika berada di usia 14 -17 tahun. Lantaran itulah, perlu perhatian khusus bagi remaja melalui masa galau. Pasalnya, bila galau tidak tertangani dengan baik, dapat mendatangkan masalah psikososial.

"Pada tahap ini terdapat pembentukkan identitas dan kebingungan soal peran mereka, karena perkembangan otak mereka belum siap dan ini membuat mereka rusuh sendiri, tak perlu ada masalah pelajaran atau masalah sosial lainnya, para remaja ini sudah memiliki masalah sendiri dengan emosi mereka, menjadi galau," ujar Psikolog Klinis Rahajeng Ikawahyu, dalam Sosialisasi Upaya Perlindungan Anak Dengan Gangguan Psikososial yang diinisiasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Rabu 14 Oktober 2020.

Menurut Ika, remaja memiliki dua tahap perkembangan psikososial. Tahap pertama adalah identity versus identity confusion dan tahap kedua adalah pembuatan basic virtue atau pembentukkan nilai - nilai dasar oleh orang tua atau keluarga.

"Pada tahap pertama, remaja mulai bertanya siapakah saya dan memulai relasi sosial di luar rumah, di tahap inilah remaja mulai menggunakan emosi," kata Ika. Emosi ini mulai memberikan pengaruh terhadap suatu hal yang disuka maupun tidak disukai seorang remaja.

Seseorang juga mengalami pembentukan hormonal saat remaja, dimana semua proses kimia tubuh mulai terbentuk secara alamiah di luar kendali pemikirannya. Di samping itu, remaja mulai menghadapi kenyataan tentang role model yang terbentuk secara nyata di hadapan mereka. Hal ini yang kemudian membuat remaja mulai memperbandingkan basic virtue dengan role model di luar rumah yang mereka hadapi.

Advertising
Advertising

"Hal ini yang membuat remaja mulai bingung untuk memilih nilai yang mana yang cocok untuk mereka, apakah memilih untuk bergaul pada tataran nilai yang berbeda dari rumah agar tidak dikucilkan atau sebaliknya, insting pertahanan diri mereka akan bekerja," kata Ika.

Galau yang berlebihan bila tidak dikendalikan dapat menyebabkan masalah sosial. Lantaran itu, salah satu cara terbaik untuk mengurangi dampak galau pada remaja adalah dengan memperkuat basic virtue, yang tidak hanya diciptakan oleh keluarga di rumah, melainkan pula oleh ekosistem pendidikan di sekolah. "Dengan pembentukan nilai nilai yang kuat di keluarga, dampak dari kegalauan remaja ini dapat dikendalikan," kata Ika.

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

16 jam lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

3 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

4 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

4 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

4 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

5 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

5 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

5 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

9 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya