Obat Kumur Ini Diklaim Bisa Kurangi Jumlah Virus Corona di Mulut

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Rabu, 9 Desember 2020 23:32 WIB

Ilustrasi wanita menggunakan obat kumur. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Obat kumur Pepsodent Active Defense dengan teknologi CPC diklaim dapat mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2. "Studi awal kami menunjukkan hasil yang menjanjikan," kata Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation Dokter gigi Ratu Mirah Afifah pada konferensi virtual Peluncuran Pepsodent Active Defense Mouthwash dengan Teknologi CPC' pada 8 Desember 2020.

Menurut Ratu Mirah, teknologi CPC yang timnya gunakan telah dikenal oleh industri perawatan gigi dan mulut karena kemampuannya dalam mengurangi bakteri, mencegah plak gigi dan peradangan gusi–tanpa mengganggu keseimbangan bakteri baik di dalam rongga mulut. "Kami berharap keunggulan dari Pepsodent Active Defense Mouthwash yang mengandung CPC dapat merawat kesehatan gigi dan mulut sekaligus menjadi cara tambahan yang potensial untuk membantu mengurangi transmisi COVID-19,” kata Ratu Mirah.

Ketua Komite Kesehatan Gigi dan Mulut Kementerian Kesehatan Tritarayati menuturkan di tengah ketidakpastian mengenai kapan virus ini akan terkendali, ternyata masih banyak masyarakat yang salah paham mengenai risiko penularan COVID-19. Selain di saluran pernafasan, banyak riset menunjukkan bahwa virus SARS-CoV-2 juga terdapat di rongga mulut orang yang terinfeksi, terutama di air liur . "Hal ini harus kita waspadai karena di dalam 1 mililiter air liur terdapat lebih dari 1 juta partikel virus," katanya.

Data terbaru dari CDC menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen penyebaran virus SARS-CoV-2 berasal dari kasus konfirmasi tanpa gejala yang berada di sekitar kita. Faktanya, virus penyebab COVID-19 menyebar terutama melalui tetesan air liur atau keluarnya cairan dari hidung, yang telah terdeteksi sebelum, selama, dan setelah fase akut penyakit, begitu juga dalam kasus tanpa gejala.

Ratu Mirah menerangkan mengurangi jumlah virus di mulut dipercaya dapat membantu mengurangi penularan. "Berbagai temuan menunjukkan bahwa obat kumur berpotensi menjadi tambahan penting untuk tindakan perlindungan sehari-hari lainnya, seperti mencuci tangan, menjaga jarak secara fisik, dan mengenakan masker," kata Ratu Mirah.

Ratu Mirah menambahkan Unilever ikut berpartisipasi dalam diskusi komunitas medis dan ilmiah global seputar potensi penggunaan obat kumur untuk melawan virus SARS-CoV-2. Menurut Ratu Mirah, timnya menginisiasi studi ilmiah awal bersama Laboratorium Microbac, laboratorium virologi di Amerika Serikat yang terpercaya dan diakui secara internasional untuk mengukur efektivitas obat kumur yang mengandung teknologi CPC. Unilever telah mempublikasikan hasil penelitian sebelumnya tentang efek mouthwash yang mengandung CPC pada pengganti virus corona di platform riset biologi Biorxiv.

Hasilnya, Pepsodent Active Defense Mouthwash yang mengandung 0,07 persen CPC bekerja efektif mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 hingga 99,9 persen dengan menargetkan dan menghancurkan selubung lipid dari virus tersebut. Dalam studi yang membandingkan produk ini dengan produk mouthwash yang mengandung etanol, campuran enzim, dan zinc sulfat ini, hanya teknologi CPC yang hingga saat ini menunjukkan hasil yang konsisten dan positif.

Advertising
Advertising

Dokter Gigi dan Peneliti Armelia Sari Widyarman mengatakan hasil studi ini didukung oleh sebuah uji klinis dari sekelompok peneliti independen di Singapura yang melibatkan sejumlah penderita COVID-19. "Uji klinis tersebut memperlihatkan bahwa berkumur dengan obat kumur yang mengandung CPC dapat mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 secara signifkan setelah berkumur selama 30 detik, dan efeknya bertahan selama 6 jam," kata Armelia.

Head of Unilever Global Oral Care R&D, Glyn Roberts, menerangkan bahwa meskipun penelitian dari Unilever masih terus berlanjut, para ilmuwan terkemuka telah meninjau data studi ini dan setuju bahwa dengan membagikan hasilnya secara luas, masyarakat dapat mempertimbangkan untuk mengikutsertakan berkumur dengan mouthwash berbasis CPC, sebagai tambahan dari tindakan pencegahan transmisi COVID-19 lainnya.

Konferensi Pers Virtual Pepsodent Luncurkan “Pepsodent Active Defense Mouthwash” dengan Teknologi CPC yang Terbukti Bantu Kurangi Jumlah Virus SARS-CoV-2 pada 8 Desember 2020/Pepsodent

Hal ini disetujui oleh Prof. Iain Chapple, Head of Research dari Institute of Clinical Sciences, University of Birmingham. Menurutnya, obat kumur dengan kandungan teknologi CPC dapat menjadi langkah sederhana, efektif, dan aman bagi masyarakat untuk mengambil tindakan perlindungan dan pencegahan transmisi COVID-19 bersama dengan langkah-langkah yang direkomendasikan oleh otoritas kesehatan.

Studi di atas menginspirasi Pepsodent untuk mendonasikan 50 ribu produk Pepsodent Active Defense guna memberikan perlindungan tambahan kepada para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan dalam upaya menekan laju transmisi COVID-19. Donasi ini akan diberikan ke Rumah Sakit rujukan di wilayah Jabodetabek dan Wisma Atlet Kemayoran.

Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia Kuntjoro Adi Purjanto mengatakan industri Rumah Sakit tengah menghadapi perjuangan panjang melawan COVID-19. Untuk itu, upaya pengendalian dan pencegahan di dalam lingkungan rumah sakit sangat diperlukan. "Di tengah tingginya risiko penularan COVID-19, kami harap donasi ini dapat membantu pihak Rumah Sakit dalam melindungi tenaga medis dan pasien dari penyebaran virus.”

Ratu Mirah mengingatkan masyarakat untuk semakin melindungi diri dan keluarga terhadap risiko penyebaran COVID-19 melalui tindakan 3M ekstra, yaitu: mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak fisik, menggunakan masker, dan dilengkapi dengan menjaga kesehatan rongga mulut. "Dengan menerapkan kebiasaan yang baru ini, kita bisa berperan mengurangi angka transmisi COVID-19 di lingkungan kita,” kata Ratu Mirah.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

10 hari lalu

Fakta Mulut yang Unik dan Anda Mungkin Belum Tahu

Mulut adalah bagian tubuh penting dan pintu saluran pencernaan. Berikut fakta menarik dan aneh terkait mulut sebagai organ yang kompleks.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya