TEMPO.CO, Jakarta - Epilepsi Foundation mendefinisikan epilepsi sebagai gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal. Gangguan ini menyebabkan orang dengan epilepsi kejang mendadak, mengalami sensasi dan perilaku yang tidak biasa, bahkan hingga kehilangan kesadaran.
Kejang yang disebabkan epilepsi dapat memengaruhi keselamatan penderitanya, mengganggu hubungan pekerjaan, kecelakaan saat mengemudi, dan banyak hal lagi.
Dalam rangka memperingati hari epilepsi internasional setiap tanggal 26 Maret atau dikenal sebagai Purple Day, mari tingkatkan kesadaran mengenai faktor risiko epilepsi sesuai klasifikasi yang dirilis Epilepsi Foundation:
Bayi yang terlahir premature.
Bayi yang mengalami kejang pada bulan pertama dilahirkan.
Bayi yang lahir dengan area abnormal di otak.
Pendarahan otak, pembuluh darah abnormal di otak.
Cedera serius pada otak, kekurangan oksigen ke otak.
Tumor otak.
Infeksi otak, penyebab: abses, meningitis, atau ensefalitis.
Stroke akibat penyumbatan arteri.
Cerebral palsy.
Kondisi dengan kecacatan intelektual dan perkembangan.
Kejang paska trauma dini.
Riwayat keluarga.
Penyakit Alzheimer.
Gangguan spektrume autisme.
Kejang akibat demam yang terlalu lama.
Kejang yang terjadi berulang dan berlangsung lama (epileptikus).
Risiko epilepsi tersebut ternyata banyak hal yang bisa menjadi penyebabnya. Berbagai kondisi itu hendaknya membuat siapapun lebih terbuka terhadap epilepsi, jika ada anggota keluarga yang menderita sakit jenis ini, sehingga dapat dilakukan pengobatannya secara tepat. Epilepsi bukan penyakit aib.
Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai
37 hari lalu
Keluarga Sandera Ancam Bakar Israel jika Kesepakatan dengan Hamas Tidak Tercapai
Keluarga sandera Israel mengancam akan membakar negara jika Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tidak segera mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.