Pengaruh Hoaks pada Sisi Psikologis Menurut Psikiater

Reporter

Antara

Selasa, 29 Juni 2021 14:52 WIB

Ilustrasi hoax atau hoaks. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi dan internet membuat informasi mudah diakses dan dibuat oleh siapa pun. Selain fakta, ada juga berita bohong dan informasi tidak benar seperti hoaks dan disinformasi.

Sayangnya, tidak semua orang sudah terliterasi dengan baik sehingga mudah mempercayai hoaks atau bahkan terlibat membuat dan menyebarkannya. Menurut psikiater Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dr. Gina Anindyajati, Sp.KJ, setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhi orang mudah percaya hoaks jika ditilik dari sisi psikologis.

"Faktor pertama adalah kecenderungan untuk menyangkal apa yang sedang terjadi sehingga individu yang bersangkutan akan mempercayai apapun yang berlawanan dengan fakta yang ada," kata Gina. "Ketika terjadi hal yang membuat seseorang kehilangan, maka akan cenderung menyangkal. Apalagi kalau hal tersebut membuat seseorang harus berubah dan keluar dari zona nyaman."

Lebih lanjut, faktor kedua berkaitan dengan kecenderungan psikologis untuk percaya terhadap teori konspirasi. Lalu, faktor ketiga yang membuat orang mudah percaya dengan berita palsu/hoaks adalah keterikatan secara ideologis maupun politik terhadap si penyebar (sealiran).

"Orang cenderung semangat menyebarkan suatu berita palsu karena mereka yakin berita tersebut adalah benar, sekitar 30 persen yakin yang mereka teruskan itu benar. Selain itu, juga karena orang menganggap berita palsu tersebut memiliki bagian yang sama dengan dirinya sehingga merasa perlu untuk menyebarkan," jelas Gina.

Advertising
Advertising

Ia menambahkan orang yang menyebar berita palsu juga memiliki dorongan emosional dan bermaksud membuat orang lain merasakan efek emosional seperti yang ia alami saat membaca tajuk judul berita palsu. Ketika disinggung soal pengecekan fakta sebelum menyebarkan informasi, Gina mengatakan orang cenderung menolak melakukan pengecekan fakta karena secara kognitif manusia itu pemalas sehingga tidak memberikan perhatian penuh pada berita yang dibaca.

"Otak manusia menghemat energi untuk tugas-tugas penting sehingga tidak semua informasi akan dikroscek untuk memastikan kesahihannya. Apalagi kalau berita palsu ini ternyata disampaikan oleh pihak yang kredibel, disebarkan secara luas, maka otak manusia secara otomatis menganggapnya sebagai benar," ujarnya.

Baca juga: Jangan Termakan Hoaks soal Covid-19, Ini yang Perlu Dikenali

Berita terkait

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

1 hari lalu

Pendukung Sambangi Rumah Anies Baswedan Buntut Undangan Halalbihalal Hoaks

Pendukung menyambangi rumah Anies di Lebak Bulus, Ahad, 5 Mei 2024. Mereka melihat undangan halalbihalal dari pesan berantai yang ternyata hoaks

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

8 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

11 hari lalu

CekFakta #257 Hoaks Deepfake Menipu Konsumen dan Mengancam Bisnis

Deepfake, kini semakin mudah dibuat dan semakin sulit dikenali. Dampak yang ditimbulkan oleh penipuan deepfake pun, tidak main-main.

Baca Selengkapnya

Palti Hutabarat Didakwa Pasal Berlapis di Kasus Rekaman Suara Kades Diminta Menangkan Prabowo

12 hari lalu

Palti Hutabarat Didakwa Pasal Berlapis di Kasus Rekaman Suara Kades Diminta Menangkan Prabowo

Kasus Palti Hutabarat ini bermula saat beredar video dengan rekaman suara tentang arahan untuk kepala desa agar memenangkan Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

12 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

12 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

20 hari lalu

Inilah 5 Alasan Waktu Liburan Terasa Begitu Cepat

Ternyata terdapat berbagai faktor psikologis dan eksternal yang dapat membuat waktu terasa semakin cepat berlalu selama liburan.

Baca Selengkapnya

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

25 hari lalu

Gejala Depresi, dari Fisik, Psikologis, sampai Sosial

Selain pada mental, depresi juga bisa berdampak pada fisik dan sosial. Berikut gejala depresi pada fisik, mental, dan sosial.

Baca Selengkapnya

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

31 hari lalu

Beredar Ada Gas di Wilayah IKN, Jubir Otorita Ingatkan Masyarakat Waspadai Hoaks

Jubir OIKN sebut video viral soal kandungan gas di wilayah IKN adalah hoaks.

Baca Selengkapnya

Alasan Polda Metro Jaya Hentikan Kasus Aiman Witjaksono

40 hari lalu

Alasan Polda Metro Jaya Hentikan Kasus Aiman Witjaksono

Polda Metro Jaya menegaskan penghentian kasus Aiman Witjaksono tak bernuansa politis menyusul rampungnya Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya