Dokter Sebut Tak Perlu Tes PCR Ulang untuk Pastikan Sembuh dari Covid-19

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 21 Juli 2021 14:49 WIB

Ilustrasi swab test atau tes usap Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), bahkan Kementerian Kesehatan RI sudah menerapkan orang tidak perlu tes PCR evaluasi kesembuhan Covid-19, terutama pada kondisi-kondisi gejala ringan atau tidak bergejala bagi yang isolasi mandiri. Aturan ini sudah ada sejak Juni 2020.

Spesialis penyakit dalam dan penggiat edukasi Covid-19, dr. RA Adaninggar, melalui laman Instagram menjelaskan pedoman tersebut digunakan setelah banyak penelitian. Pada awal-awal pandemi Covid-19, untuk mendiagnosis apakah orang terinfeksi virus corona atau tidak menggunakan PCR, juga untuk evaluasi kesembuhan harus menggunakan PCR dua kali dan hasil tes harus negatif.

Ternyata, secara logistik PCR tidak efektif dan tidak efisien untuk evaluasi kesembuhan. Dan negara lain turut merasakan hal yang sama.

“Dulu awal-awal, waktu saya merawat pasien, ada yang sampai empat bulan di rumah sakit karena PCR-nya masih positif terus. Akhirnya dilakukan penelitian, apakah memang yang positif ini virusnya masih hidup,” kata Ning.

Hasil penelitian secara konsisten menunjukkan lebih dari 10 hari, virus ini sudah mulai hancur karena adanya antibodi. Antibodi terbentuk sekitar 7-14 hari sehingga setelah ada antibodi virus menjadi tak aktif, akan hancur sendiri oleh antibodi, dan akhirnya tidak menular lagi karena sudah tidak hidup.

Advertising
Advertising

“Cuma memang PCR ini kelemahannya bisa mendeteksi materi genetik, di mana materi genetik ini tidak bisa dibedakan apakah asalnya dari virus yang masih utuh atau yang sudah rusak, misalnya,” jelas Ning.

Setelah ada penelitian tersebut, orang-orang dengan hasil positif itu dilakukan pembiakan di suatu media yang bisa membiakkan virus. Setelah 10 hari, 90 persen virus tidak tumbuh dan 10 persen masih ada. 10 persen ini diperkirakan pada orang-orang yang masih ada gejala.

Ning mengatakan jika masih menimbulkan gejala, berarti virus belum hilang total dan orang yang terinfeksi belum sembuh total. Dengan adanya penelitian ini, akhirnya dilakukan perubahan pada pedoman tersebut dan orang yang sudah sembuh dari Covid-19 tidak perlu melakukan PCR ulang. Tetapi, yang paling penting menurut Ning, orang yang sudah sembuh ini sudah melewati isolasi minimal 10 hari dan gejalanya harus hilang minimal tiga hari terakhir.

“Dan PCR yang positif-positif ini ternyata memang bisa berlangsung sampai tiga bulan karena bangkai virus masih melekat dan masih bisa terbaca, karena kabarnya virus ini memiliki cantolan yang lebih kuat,” katanya.

Dia juga menambahkan jika sudah mati, virus tidak akan mungkin dapat menyebabkan penyakit pada orang lain. Kemudian, untuk mengetahui apakah virus yang ada pada tubuh sudah mati, hanya bisa ditentukan oleh dokter.

“Artinya, nanti pasien ini harus kontrol ke dokter lalu diperiksa kondisinya. Kadang kita juga melakukan pemeriksaan tambahan seperti foto rontgen, lalu pemeriksaan laboratorium, di situ kita lihat parameter infeksinya apa sudah membaik, parameter inflamasi atau keradangannya sudah membaik. Kalau semua sudah normal, kondisi pasien juga sudah normal, badan sudah fit lagi, nafsu makan sudah baik, dia sudah sembuh,” tuturnya.

Baca juga: Cegah Penularan Covid-19 pada Lansia dengan Pakai Masker di Rumah

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya