7 Cara Menurunkan Angka Kematian Akibat Covid-19

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Senin, 2 Agustus 2021 07:56 WIB

Petugas pemakaman resmi mengubur peti jenazah di pemakaman khusus Covid-19 di TPU Cikadut, Bandung, Ahad, 11 Juli 2021. Permasalahan di pemakaman Covid-19 di TPU tersebut semakin pelik dengan adanya dugaan kasus pungli kepada keluarga. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Angka kematian akibat Covid-19 belum juga menurun. Peti jenazah pasien Covid-19 mengantre untuk dimakaman sesuai protokol. Layanan kesehatan kekurangan ambulans yang membawa jasad ke pemakaman, dan jasa penggali kubur sampai kewalahan.

Kasus kematian pasien Covid-19 saat PPKM Darurat berlaku pada 3 Juli 2021 sebanyak 491 orang. Tingkat fatalitas ini mencapai angka tertinggi pada 27 Juli 2021 yakni 2.069 orang. Sementara jumlah kumulatif kematian pasien Covid-19 selama 1 - 29 Juli 2021 mencapai 32.061 orang.

Angka tersebut empat kali lipat lebih banyak dibandingkan kasus kematian sepanjang Juni 2021, yakni 7.913 orang. Adapun pada 1 Agustus 2021, tercatat 1.603 orang meninggal karena Covid-19.

Ahli Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, jumlah kematian karena Covid-19 harus ditekan. "Ini mesti menjadi prioritas utama," kata Tjandra Yoga dalam keterangan tertulis, Minggu 1 Agustus 2021.

Menurut dia, ada tujuh cara menurunkan angka kematian akibat Covid-19:

  1. Melakukan analisa mendalam tentang sebab kematian dan faktor yang mempengaruhinya.
  2. Menekan penularan di masyarakat dengan pembatasan sosial
  3. Meningkatkan tes dan telusur atau tracing.
  4. Meningkatkan vaksinasi terutama kepada kelompok rentan.
  5. Identifikasi dan pengendalian infeksi akibat Covid-19 varian Delta dan varian baru lainnya.
  6. Menangani dengan seksama pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.
  7. Pelayanan yang lebih baik dan lengkap di rumah sakit.
Advertising
Advertising

Kasus pasien Covid-19 yang meninggal merupakan satu dari empat data epidemiologi yang dilaporkan setiap hari. Tiga data epidemiologi penting lainnya adalah jumlah kasus baru, jumlah tes, dan angka kepositifan.

Mengenai angka kepositifan, Tjandra Yoga yang pernah menjabat sebagai Direktur WHO Asia Tenggara ini, membandingkan kondisi yang terjadi di Indonesia dengan India, yang ernah mengalami lonjakan kasus Covid-19 signifikan pada Mei 2021. Pada 3 Juli 2021, angka kepositifan total sebesar 25,2 persen dan kalau berdasarkan PCR/TCM 36,7 persen.

Pada 1 Agustus 2021, angka kepositifan ini naik menjadi 27,3 persen dan jika berdasarkan PCR/TCM 52,8 persen. Sementara Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengambil angka kepositifan di bawah 5 persen untuk menyatakan situasi sudah terkendali. Dari data tadi, tampak angka kepositifan di Indonesia masih lima kali lebih besar dari pedoman aman WHO.

Bandingkan dengan India yang angka kepositifan sekitar 22 persen pada Mei 2021. Di akhir Juli 2021, angka kepositifan di sana 2,4 persen atau turun sepuluh kali lipat dari kondisi darurat di bulan sebelumnya.

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah

Baca juga:

Hari Ini Pemerintah Putuskan PPKM Lanjut atau Tidak, Ahli: Acuannya 3 Juli 2021

Berita terkait

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

3 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

4 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya