Kenali Terapi Bekam Jenis Kering dan Basah, Serta Efek Setelah Terapi

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Senin, 2 Agustus 2021 11:00 WIB

Ilustrasi terapi bekam. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Terapi bekam merupakan pengobatan kuno dengan aplikasi sederhana. Terapi ini merangsang otot, membantu mengatasi nyeri, dan sakit yang ditimbulkan dari berbagai jenis penyakit. Bekam sangat populer di Timur Tengah dan Asia Tenggara.

Bekam dapat meningkatkan atau menekan hormon, merangsang atau memodulasi kekebalan hingga menghilangkan zat berbahaya dari tubuh yang dapat mengurangi rasa sakit. Terapi bekam memiliki beragam jenis. Namun yang paling banyak diterapkan adalah jenis bekam kering dan bekam basah.

Dalam satu sesi, terapi bekam membutuhkan waktu 20 menit dan dilakukan dalam lima langkah untuk jenis bekam kering. Jenis bekam kering dilakukan dengan cara menarik kulit ke dalam cangkir tanpa bekas luka. Berikut lima langkah untuk melakukan jenis bekam kering:

  • Isapan primer
    Pada tahap ini, terapis mengalokasikan titik atau area tertentu serta membersihkannya. Setelah itu menentukan cangkir yang tepat dan menyedot udara dalam cangkir menggunakan api, isapan listrik, atau secara manual. Kemudian mengoleskan cangkir ke kulit dan biarkan selama tiga hingga lima menit.

  • Skarifikasi atau tusukan
    Terapis membuat sayatan dangkal pada kulit menggunakan pisau bedah nomor 15 sampai 21 atau menusuk dengan jarum dan perangkat auto-lancing.

  • Waktunya mengisap
    Ini adalah saat darah keluar dari tubuh melalui pori-pori kulit. Terapis akan melakukan kembali langkah pertama dalam waktu tiga hingga lima menit.

  • Melepaskan cangkir
  • Membersihkan area bekas cangkir
    Mensterilisasi dengan membalut area bekas cangkir ditempatkan dengan pembersih kulit.

Berbeda dengan bekam kering, teknik bekam basah dilakukan dengan mengoyakkan kulit sehingga darah terisap ke dalam cangkir. Suction dan skarifikasi merupakan dua teknik utama terapi bekam basah.

Advertising
Advertising

Semakin kuat tekanan isap, semakin banyak darah yang terangkat, dan keluar menuju cangkir. Bekas seusai terapi bekam menandakan tekanan isap terlalu kuat atau cangkir digunakan secara tidak benar. Selama terapi bekam berlangsung, pasien dapat meminta terapis untuk mengatur kuat lemahnya isapan sesuai keinginan.

Terapi bekam relatif aman, terlebih jika datang ke praktisi yang sudah terlatih dan profesional. Beberapa efek samping yang dirasakan setelah menjalani terapi bekam antara lain, rasa tidak nyaman terutama pada titik-titik di mana cangkir menyentuh kulit, luka bakar, memar, sampai infeksi kulit.

Bekas bekam berupa memar terjadi karena kerusakan sel darah. Darah merembes dari pembuluh dan masuk ke jaringan. Ini merupakan bagian dari terapi yang normal dan tidak menyakitkan.

NATHASYA ESTRELLA | MENSHEALTH | SCSPORTSTHERAPY | MASSAGEMAG

Baca juga:

Sebab Terapi Bekam Diminati oleh Atlet Sebelum Bertanding di Olimpiade Tokyo

Berita terkait

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

10 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

10 hari lalu

Mengenal terapi Chiropractic, Apakah Pijat Kretek Aman Dilakukan?

Chiropractic merupakan salah satu metode pengobatan terapi manual yang awal mengenalnya sebagai pijat kretek. Amankah?

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

11 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

12 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

12 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya