Makan 20 Menit Cukup tapi Ini Bahaya Sesungguhnya

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 4 Agustus 2021 15:27 WIB

Ilustrasi restoran. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Makan terlalu cepat atau terlalu lama sebenarnya tidak baik untuk kesehatan. Tapi, kebanyakan orang memiliki waktu berbeda untuk menghabiskan makanannya. Bagaimana dengan makan 20 menit?

Belakangan, muncul kontroversi terkait waktu makan menyusul diterbitkannya aturan makan maksimal 20 menit di warung makan atau warteg, pedagang kaki lima, lapak jajanan, dan sejenisnya selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jawa dan Bali yang berlaku hingga 9 Agustus 2021.

Khusus di DKI Jakarta, pengunjung yang ingin makan di tempat wajib menunjukkan surat vaksin. Banyak pelaku usaha yang menyangsikan aturan tersebut. Namun bagaimana dari sisi kesehatan jika makan dalam waktu 20 menit? Ahli Gizi Tan Shot Yen menerangkan sejatinya 20 menit adalah waktu yang cukup untuk makan.

“Waktu makan 20 menit lama buat disela minum, buat iris kentang pelan-pelan, kunyah baik-baik, cukup porsi,” ujarnya.

Apalagi, secara alamiah di menit ke-20, muncul hormon kolesistokinin, dopamin, dan leptin, yang memberi sinyal kenyang pada tubuh. Jika diberi waktu 20 menit, menurutnya tidak perlu makan dengan terburu-buru karena bisa menimbulkan efek yang kurang baik seperti kembung karena biasanya udara ikut masuk, tersedak, hingga makanan yang tidak bisa tercerna dan diserap dengan baik.

Advertising
Advertising

Meski demikian, Tan sejatinya tidak sepakat dengan dibukanya kembali makan di tempat selama pandemi Covid-19, walaupun itu berlaku di luar ruang sebab risiko penularan tetap bisa terjadi selama ada pengunjung lain di sana.

“Buka masker 1 detik pun risiko penularan bisa terjadi, apalagi pakai ngomong. Outdoor kalau sebelah kiri kanannya orang juga ngeri,” katanya.

Dia menyarankan agar warung makan, kafe, atau restoran sebaiknya selama angka kasus masih tinggi tetap tidak melayani makan di tempat dan makanan dibungkus dan dibawa pulang. Bila perlu, para pengelola warung makan membuat inovasi ala penjual nasi kucing. Artinya, makanan sudah dibungkus dan diberi keterangan mengenai isi di dalamnya, dengan demikian bisa meminimalisir kontak antara pembeli dan penjual.

“Tinggal ambil, enggak pakai tanya, kasih harga bujet,” jelas Tan.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, berpendapat dalam kondisi penyebaran Covid-19 yang masih serius, makan langsung di warung hingga restoran sebaiknya dihindari. Dia menyarankan agar makanan lebih baik dibungkus dan dibawa pulang.

"Kita harus lihat risikonya lagi tinggi," ujarnya. Kalau pun terpaksa harus makan di tempat, harus pilih yang di luar ruang dengan jarak antara pengunjung yang jauh serta adanya sirkulasi udara yang baik. Kecepatan angin di atas 50 km/jam. Sekali lagi, penularan melalui udara, Delta ini luar biasa efektif, lebih baik menurut saya take away saja," ujarnya.

Baca juga: PPKM Level 4 Batasi Makan 20 Menit, Berapa Durasi Makan yang Ideal?

Berita terkait

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

3 hari lalu

Makanan Bergizi yang Tak Menggugah Selera Padahal Luar Biasa buat Tubuh

Makanan yang bisa bikin Anda bergidik seperti serangga justru diklaim sehat dan bergizi tinggi. Berikut makanan bergizi yang disarankan ahli diet.

Baca Selengkapnya

Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

7 hari lalu

Ingin Terlihat Awet Muda? Hindari 7 Makanan dan Minuman Ini

Menjaga kulit agar tetap awet muda bisa dimulai dengan olahraga teratur dan makan makanan sehat.

Baca Selengkapnya

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

9 hari lalu

Ini Kompensasi yang Seharusnya Diterima Penumpang jika Terjadi Keterlambatan Kereta Api

Aturan kompensasi diatur dalam Permenhub Nomor PM 63 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api.

Baca Selengkapnya

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

9 hari lalu

15 Makanan Penghilang Mual untuk Ibu Hamil yang Wajib Dicoba

Saat hamil muda, Anda sebaiknya mengonsumsi makanan penghilang mual untuk ibu hamil. Baiknya konsumsi makanan sehat dan bergizi.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

9 hari lalu

Inilah 5 Makanan yang Meningkatkan Kolagen pada Kulit Secara Alami

Banyak yang belum menyadari pentingnya mengonsumsi makanan tinggi kolagen yang secara langsung dapat meningkatkan pembentukan kolagen pada kulit.

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

9 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

10 hari lalu

Tentara Somalia Diduga Menyelewengkan Bantuan Makanan

Sejumlah tentara Somali ditahan karena diduga melakukan korupsi dengan menyelewengkan donasi makanan

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

11 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

12 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

15 hari lalu

Tidak Ingin Bau Badan? Hindari 5 Makanan Berikut

Ada beberapa makanan yang memicu timbulnya bau badan. Berikut adalah jenis makanan yang menyebabkan bau badan.

Baca Selengkapnya