Cara Simpel sampai Kalkulasi untuk Tahu Kamu Kurus, Normal, Gemuk, atau Obesitas

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Jumat, 5 November 2021 10:01 WIB

Ilustrasi wanita menimbang berat badan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar orang menerapkan berbagai cara untuk mengetahui apakah mengalami kenaikan berat badan atau tidak. Yang paling mudah adalah dari pakaian. Jika dulu salah satu pakaian favorit masih muat di badan, kini sudah kesempitan.

Mengetahui kenaikan berat badan juga biasanya terlihat dari beberapa bagian tubuh, seperti perut, pipi, lengan, dan paha. Ada pula yang mengecek apakah bobot tubuhnya naik, turun, atau stabil dengan menggunakan timbangan badan. Apapun caranya, semua itu sah-sah saja.

Dokter Spesialis Gizi Klinis, Marya Haryono mengatakan, pengecekan berat badan sebaiknya dilakukan secara berkala atau rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan. Lebih baik lagi apabila proses pengukuran berat badan bukan hanya dengan kira-kira. "Dengan begitu, bisa diketahui apakah berat badan masuk kategori normal, overweight, atau obesitas," kata Marya dalam diskusi daring "Beat Obesity Community Festival" dari Nutrifood pada Kamis, 4 November 2021.

Berikut beberapa cara mengetahui kategori tubuh berdasarkan berat badan, dari yang menggunakan penghitungan sampai metode sederhana:

  • Perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
    Rumusnya adalah berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan (dalam meter) kuadrat. Berdasarkan World Health Organization, untuk orang Asia, apabila hasil Indeks Massa Tubuh kurang dari 18,5 maka tergolong kurus. Body Mass Index atau BMI 18,5 - 22,9 termasuk kategori normal.

    "Waspada apabila hasil BMI mencapai angka 23 sampai 24,9 karena sudah termasuk overweight dan 25 sampai 29,9 termasuk kategori obesitas tingkat I dan 30 ke atas masuk kategori obesitas tingkat II," kata Marya. Contoh:

    Berat badan: 65 kilogram
    Tinggi badan: 160 sentimeter = 1,6 meter
    BMI: 65 dibagi 1,6x1,6 = 65 dibagi 2,56 = 25,3
    BMI sebesar 25,3 berarti berat badan termasuk obesitas tingkat satu.

  • Ukur lingkar pinggang
    Ambil posisi berdiri tegak dan pegang meteran pakaian. Lingkarkan meteran sejajar pusar. Pastikan jangan menahan napas, menekan perut ke dalam, dan tidak terlalu ketat atau menarik meteran saat mengukur.

    Untuk laki-laki dewasa, jika lingkar pinggang melebihi 90 sentimeter, maka termasuk obesitas sentral. Sementara untuk perempuan dewasa, lingkar pinggang maksimal 80 sentimeter. Lingkar pinggang yang lebih besar menandakan orang tersebut memiliki kelebihan lemak perut yakni lemak visceral.

  • Mengukur dengan telapak tangan
    Rentangankan telapak tangan dan tempatkan di bagian belakang pinggang segaris dengan pusar. Gerakkan jengkal telapak tangan ke depan. Apabila total rentang telapak tangan lebih dari empat jengkal, maka termasuk kelebihan berat badan.

  • Tangan menyentuh jempol kaki
    Satu lagi cara yang paling simpel untuk mengetahui apakah seseorang mengalami obesitas atau kelebihan lemak viseral ini adalah menyentuh jempol kaki dengan ujung jari tangan. Caranya, berdiri tegak lalu bungkukkan badan hingga ujung jari dapat menyentuh jempol kaki, tanpa menekuk lutut.

Baca juga:
Pandemi Covid-19 Bikin Orang Malas Bergerak dan Berat Badan Naik

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

3 jam lalu

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

Hanya beberapa hari bekerja jadwal shift malam dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolik kronis dengan risiko diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Asia berpotensi menyebabkan heat stroke. Apa saja yang perlu diwaspadai?

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

14 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

14 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

19 hari lalu

5 Jenis Olahraga Sederhana yang Bisa Dilakukan Tiap Hari

Olahraga atau aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk tubuh dan kesehatan mental

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

20 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

27 hari lalu

Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

28 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

28 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

29 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya