Gejala Omicron yang Sama Sekali Berbeda dengan Infeksi Covid-19 Sebelumnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Rini Kustiani

Kamis, 6 Januari 2022 17:25 WIB

Ilustrasi Omicron. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi Covid-19 varian Omicron kini mencapai 254 kasus di Indonesia. Dari jumlah itu, gejala yang paling banyak dialami pasien Covid-19 varian Omicron adalah batuk sebanyak 49 persen dan pilek 27 persen.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan sebagian kasus Omicron ini memiliki gejala ringan, bahkan tanpa gejala. Meski begitu, varian Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan Covid-19 varian Delta.

Sejak ditemukan pertama kali pada 24 November 2021 di Afrika Selatan, hingga sekarang, varian Omicron terdeteksi di lebih dari 110 negara. Di Indonesia, kasus infeksi varian Omicron pertama terkonfirmasi pada 16 Desember 2021.

Lantas apa saja gejala Omicron yang berbeda dari infeksi Covid-19 sebelumnya?

Mengutip laman Webmd, sebuah penelitian di Inggris yang terbit dalam British Medical Journal pada 16 Desember 2021, gejala umum dari infeksi varian Omicron antara lain pilek, sakit kepala, kelelahan, bersin, dan sakit tenggorokan. Gejala tersebut kerap dimaknai sebagai indikasi flu biasa. Sebab itu, dokter sebaiknya merekomendasikan pasien untuk melakukan tes Covid-19 guna mengetahui kondisi yang lebih detail.

Advertising
Advertising

Sementara gejala infeksi Covid-19 yang selama ini diketahui publik adalah demam, batuk, kehilangan kemampuan penciuman atau anosmia, kehilangan atau berkurangnya indra pencecap, sampai kesulitan bernapas.

Asisten Klinis Kedokteran dan Penyakit Menular di New York University Grossman School of Medicine, Celine R. Gounder mengatakan, Omicron lebih cepat menular dibanding varian Delta. "Omicron tamkanya dua sampai tiga kali lebih menular (ketimbang varian Delta)," kata dia.

Artinya, Gounder melanjutkan, orang yang terinfeksi Omicron akan berpotensi menularkan dua hingga tiga kali lebih banyak orang lain daripada saat dia terinfeksi Covid-19 varian lainnya. Mengenai tingkat keparahan infeksinya, dia menjelaskan, sangat bergantung pada tingkat daya tahan tubuh dan apakah orang yang terinfeksi memiliki penyakit bawaan alias komorbid atau tidak.

#pakaimasker
#jagajarak
#cucitanganpakaisabun
#hindarikerumunan
#vaksinasicovid-19

Baca juga:
Omicron Meluas: Ketahui Kelompok Usia yang Rentan Terinfeksi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

20 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

2 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya